Azura Team • 2025-11-12
Tahun 2025 bisa dibilang jadi titik balik besar dalam dunia desain grafis. Setelah Canva resmi mengakuisisi Serif pada 2024—perusahaan di balik Affinity Designer, Photo, dan Publisher—lahirlah Affinity by Canva, versi terbaru dari rangkaian aplikasi profesional yang kini makin terintegrasi dengan ekosistem Canva.
Langkah ini bukan cuma soal ekspansi bisnis. Canva, yang selama ini dikenal sebagai alat desain instan untuk non-desainer, kini serius menantang dominasi Adobe Creative Cloud di level profesional. Dan ya, banyak desainer mulai bertanya-tanya: “Apakah kita benar-benar bisa lepas dari Adobe?”
Semenjak di bawah naungan Canva, Affinity by Canva bukan lagi sekadar alternatif murah untuk Photoshop atau Illustrator. Di 2025, Canva berhasil menggabungkan dua dunia:
Beberapa fitur baru yang jadi sorotan:
Adobe masih punya keunggulan di ekosistem industri besar—dari studio animasi, percetakan, hingga agensi global. Tapi sejak munculnya Affinity by Canva, mulai banyak freelancer, content creator, hingga startup designer yang beralih.
Alasannya simpel:
Dengan kata lain, “Adobe bukan lagi satu-satunya pilihan serius untuk desainer.”
Masuknya Canva ke ranah pro lewat Affinity membuka peluang baru.
Tren 2025 menunjukkan banyak lowongan dan proyek freelance kini tidak lagi mensyaratkan “harus bisa Adobe”, melainkan cukup “menguasai software desain modern seperti Affinity atau Figma”.
Jawabannya: iya, tapi belum sepenuhnya.
Adobe masih punya pengaruh besar di industri kreatif global. Tapi Affinity by Canva sudah membuka pintu ke masa depan di mana desainer punya lebih banyak pilihan — tanpa harus terkunci dalam satu ekosistem mahal.
Kalau Canva dulu memudahkan siapa pun jadi designer for fun, kini dengan Affinity by Canva, Canva ingin membuktikan bahwa “desainer profesional pun bisa produktif tanpa Adobe.”
Dan sepertinya… era baru itu sudah dimulai.
PT. INSAN MEMBANGUN BANGSA
Jl. Lumbungsari V no 3 Kel. Kalicari, Kec. Pedurungan, Kota Semarang, Kode Pos 50198