Dark Patterns: Apakah Bisa Diuji dengan Security Testing?

Azura Team2025-11-10

Azura Labs, Semarang – Pernah nggak sih kamu merasa “tertipu” sama desain website atau aplikasi? Misalnya, tombol “Batal” disembunyikan dengan warna abu-abu samar, atau langganan otomatis aktif tanpa konfirmasi jelas. Nah, itu namanya dark patterns — trik desain yang sengaja dibuat untuk mengarahkan pengguna agar melakukan sesuatu yang sebenarnya nggak mereka niatkan.

Dark patterns bukan hal baru, tapi di tahun 2025, praktik ini makin canggih. Dengan bantuan AI-driven UX optimization, banyak perusahaan menggunakan algoritma untuk menganalisis perilaku pengguna dan menyusun pola interaksi yang bisa “menggiring” keputusan mereka — secara halus, tapi efektif.

Sekilas Tentang Security Testing

Security testing biasanya fokus pada satu hal utama: menjaga keamanan sistem dan data pengguna. Pengujian ini mencakup hal-hal seperti:

  • Deteksi celah keamanan (vulnerability assessment)
  • Pengujian otentikasi dan otorisasi
  • Analisis keamanan API
  • Pemeriksaan kebocoran data

Namun, di tengah perkembangan etika digital, muncul pertanyaan baru: apakah manipulasi desain seperti dark patterns bisa dianggap sebagai ancaman keamanan pengguna — dan bisa diuji dengan security testing?

Dark Patterns sebagai “Ancaman Non-Teknis”

Kalau dilihat dari kacamata security engineering, dark patterns memang bukan serangan teknis seperti SQL injection atau phishing. Tapi, efeknya bisa sama berbahayanya: merugikan pengguna dan melanggar prinsip kepercayaan digital (digital trust).

Contohnya:

  • Privacy Zuckering: pengguna “dipaksa” membagikan data pribadi tanpa sadar.
  • Confirmshaming: pesan yang membuat pengguna merasa bersalah kalau menolak.
  • Forced Continuity: pengguna ditagih otomatis setelah masa trial berakhir tanpa peringatan jelas.

Hal-hal seperti ini mungkin tidak melanggar sistem keamanan secara langsung, tapi melanggar etika dan transparansi desain, dua komponen penting dalam keamanan digital modern.

Apakah Bisa Diuji dengan Security Testing?

Jawabannya: bisa, tapi dengan pendekatan baru.

Di tahun 2025, banyak perusahaan mulai menggabungkan security testing dengan ethical design auditing dan usability testing untuk mendeteksi dark patterns. Pendekatan ini dikenal sebagai “Human-Centered Security Testing.”

Beberapa cara yang bisa digunakan antara lain:

  1. Behavioral Pattern Scanning – AI digunakan untuk memindai UI yang berpotensi memanipulasi perilaku pengguna (misalnya tombol yang misleading atau flow yang memaksa).
  2. Consent Flow Testing – memastikan bahwa proses persetujuan data benar-benar transparan dan tidak menipu.
  3. Ethical UI Review – tim keamanan dan UX melakukan audit bersama untuk memastikan desain tidak melanggar prinsip keadilan digital (digital fairness).

Jadi, meskipun dark patterns bukan bug teknis, ia bisa masuk ke dalam kategori “ethical security risk”, yang berarti tetap relevan untuk diuji.

Regulasi & Tren 2025: Etika Jadi Bagian dari Keamanan

Beberapa negara di Eropa dan Asia sudah mulai memperluas definisi keamanan digital untuk mencakup keamanan perilaku pengguna. Misalnya:

  • EU Digital Services Act (DSA) kini menyoroti dark patterns sebagai pelanggaran desain etis.
  • Di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, OJK dan Kominfo mulai mendorong prinsip transparency-by-design pada aplikasi fintech dan e-commerce.

Dengan arah regulasi seperti ini, bukan nggak mungkin security testing di masa depan akan mencakup aspek etika desain, bukan cuma bug teknis.


Dark patterns memang tidak menyerang sistem, tapi ia menyerang kepercayaan pengguna — sesuatu yang nilainya jauh lebih mahal dari sekadar data. Di era 2025, security testing tidak lagi hanya tentang “aman dari hacker,” tapi juga tentang “aman dari manipulasi.”

Menggabungkan pendekatan keamanan teknis dan etika desain bisa jadi langkah penting menuju dunia digital yang lebih fair, transparan, dan manusiawi.


See More Posts

background

Strategi Red Teaming untuk Menghadapi Ancaman Cyber

background

Securing the Airwaves: A Comprehensive Guide to Wireless Network Penetration Testing

background

Peran Sentral Firewall Testing dalam Pengelolaan Akses Pengguna ke Aplikasi dan Sumber Daya Jaringan

Show more