Azura Team • 2025-02-24
Azura Labs, Semarang - Network slicing telah menjadi komponen krusial dalam infrastruktur jaringan 5G, memungkinkan operator membangun jaringan virtual yang dioptimalkan untuk berbagai kebutuhan pengguna. Namun, di balik fleksibilitasnya, terdapat tantangan keamanan yang perlu diatasi agar jaringan tetap aman dari ancaman siber. Menurut laporan terbaru dari lembaga keamanan siber, serangan terhadap infrastruktur 5G meningkat sebesar 30% dalam satu tahun terakhir, dengan eksploitasi terhadap network slicing menjadi salah satu target utama. Artikel ini akan membahas tantangan utama dalam mengamankan network slicing serta pendekatan terbaik untuk melindunginya di tahun 2025.
Salah satu tantangan terbesar dalam network slicing adalah memastikan setiap slice tetap terisolasi dengan baik. Jika ada celah dalam isolasi, serangan terhadap satu slice dapat menyebar ke slice lainnya, mengancam integritas seluruh jaringan.
Dengan meningkatnya penggunaan AI dalam serangan siber, Distributed Denial-of-Service (DDoS) terhadap network slicing menjadi lebih kompleks dan sulit dideteksi. Sebagai contoh, serangan Mirai botnet terbaru telah mengeksploitasi kelemahan dalam perangkat IoT yang terhubung ke jaringan 5G, menyebabkan gangguan signifikan pada beberapa penyedia layanan. Selain itu, teknik DDoS berbasis AI kini mampu menyesuaikan pola serangan secara dinamis, membuatnya lebih sulit untuk diblokir dengan metode konvensional. Serangan ini dapat menyebabkan downtime layanan dan mengganggu operasional bisnis.
Karena network slicing memungkinkan berbagai penyewa (tenants) untuk berbagi infrastruktur yang sama, pengelolaan identitas dan akses menjadi tantangan tersendiri. Jika tidak dikontrol dengan ketat, peretas dapat mengeksploitasi celah dalam sistem autentikasi untuk mendapatkan akses ilegal.
Kesalahan dalam konfigurasi jaringan atau tindakan tidak disengaja oleh admin dapat membuka celah keamanan. Selain itu, ancaman dari orang dalam (insider threat) juga menjadi faktor risiko yang perlu diwaspadai.
Pendekatan Zero Trust memastikan bahwa setiap akses ke jaringan harus diverifikasi tanpa terkecuali. Ini termasuk:
Sistem keamanan berbasis AI dapat membantu mengidentifikasi pola serangan lebih cepat dan akurat dibandingkan metode tradisional. AI mampu menganalisis data dalam jumlah besar secara real-time dan mendeteksi anomali dalam hitungan milidetik, sementara metode tradisional sering kali bergantung pada signature-based detection yang membutuhkan pembaruan manual dan lebih lambat dalam merespons serangan baru. Dengan analisis berbasis machine learning, jaringan dapat mendeteksi dan merespons ancaman secara real-time.
Setiap slice harus memiliki mekanisme keamanan sendiri, termasuk firewall, enkripsi data, dan pemantauan independen. Dengan begitu, serangan terhadap satu slice tidak akan merambat ke slice lainnya.
Teknologi NFV memungkinkan keamanan yang lebih fleksibel dengan menerapkan kontrol keamanan berbasis software. Misalnya, beberapa operator jaringan besar seperti Verizon dan Deutsche Telekom telah berhasil mengimplementasikan NFV untuk meningkatkan keamanan jaringan mereka. Dengan menggunakan virtualized firewalls dan intrusion prevention systems (IPS), mereka dapat merespons ancaman secara lebih cepat dan efisien tanpa perlu bergantung pada perangkat keras tradisional. Misalnya, penggunaan virtualized firewalls dan intrusion prevention systems (IPS) untuk memperkuat pertahanan jaringan.
Melakukan audit keamanan secara berkala memastikan bahwa sistem tetap sesuai dengan standar industri seperti NIST Cybersecurity Framework dan 3GPP Security Guidelines untuk jaringan 5G.
Network slicing membuka peluang besar dalam optimalisasi jaringan 5G, tetapi juga menghadirkan tantangan keamanan yang serius. Ke depannya, tren seperti integrasi AI dalam deteksi ancaman, enkripsi berbasis kuantum, dan keamanan berbasis blockchain diperkirakan akan semakin berkembang untuk memperkuat perlindungan terhadap serangan siber yang semakin kompleks. Dengan menerapkan pendekatan Zero Trust, memanfaatkan AI untuk deteksi ancaman, serta menerapkan segmentasi ketat dan NFV Security, operator jaringan dapat memastikan bahwa network slicing tetap aman dari ancaman siber. Dengan langkah-langkah ini, kita dapat menghadapi tantangan keamanan di tahun 2025 dan seterusnya dengan lebih siap.
PT. INSAN MEMBANGUN BANGSA
Jl. Lumbungsari V no 3 Kel. Kalicari, Kec. Pedurungan, Kota Semarang, Kode Pos 50198