Azura Team • 2025-08-22
Azura Labs - Bayangkan sebuah proyek pembangunan jembatan. Ada arsitek (developer) yang mendesain gambarnya dengan fitur-fitur mutakhir. Lalu ada kontraktor dan tim lapangan (operations) yang bertugas mewujudkannya dengan pondasi yang kuat. Nah, apa jadinya kalau kedua tim ini kerja sendiri-sendiri tanpa koordinasi? Hasilnya bisa kacau balau, penuh delay, dan jembatannya mungkin saja rapuh.
Di dunia software, DevOps Engineer adalah mastermind yang memastikan “arsitek” dan “kontraktor” ini bekerja seirama. Mereka adalah ahli multidisiplin yang bukan cuma jago coding, tapi juga paham betul bagaimana aplikasi itu dijalankan di dunia nyata (server, cloud, jaringan).
Banyak yang salah kaprah, mengira DevOps hanya sekumpulan tool keren seperti Docker, Kubernetes, Jenkins, atau Terraform. Padahal, inti dari DevOps adalah budaya (culture) dan filosofi kolaborasi. Di tahun 2025, dimana kecepatan rilis aplikasi sangat menentukan kesuksesan, budaya ini bukan lagi pilihan, melainkan keharusan.
Seorang DevOps Engineer bertugas merobohkan silo atau tembok pemisah antara tim development dan operations. Mereka menciptakan alur otomatis yang memungkinkan kode dari laptop developer bisa sampai ke server production dengan cepat, aman, dan dapat diandalkan. Proses ini dikenal sebagai CI/CD (Continuous Integration/Continuous Deployment).
Jangan bayangkan DevOps Engineer duduk manis menunggu error. Aktivitas mereka sangat dinamis :
Untuk jadi DevOps Engineer yang dicari, kamu perlu mix of skills :
Pada intinya, DevOps Engineer adalah agen perubahan. Mereka tidak hanya mengotomasi proses, tetapi juga mentransformasi budaya kerja menjadi lebih kolaboratif, efisien, dan inovatif. Jika kamu suka menyelesaikan puzzle yang kompleks dan menikmati kerja di persimpangan antara membangun dan menjalankan sistem, karir ini adalah pilihan yang sempurna untuk dijelajahi di 2025.
Baca Juga :
PT. INSAN MEMBANGUN BANGSA
Jl. Lumbungsari V no 3 Kel. Kalicari, Kec. Pedurungan, Kota Semarang, Kode Pos 50198