Aksesibilitas dalam UI/UX: Bagaimana Mendesain untuk Semua Pengguna

Azura Team2025-02-14

Azura Labs, Semarang - Aksesibilitas dalam UI/UX bukan hanya tentang kepatuhan terhadap standar, tetapi juga tentang menciptakan pengalaman yang inklusif bagi semua pengguna, termasuk mereka dengan disabilitas. Dengan meningkatnya kesadaran akan desain inklusif, banyak perusahaan kini mulai mengadopsi prinsip aksesibilitas dalam pengembangan produk digital mereka. Artikel ini akan membahas bagaimana mendesain antarmuka yang ramah untuk semua pengguna, seperti memastikan navigasi yang intuitif, tombol yang mudah di klik, serta kontras warna yang cukup agar mudah dibaca oleh pengguna dengan gangguan penglihatan.

Daftar Isi

  1. Mengapa Aksesibilitas dalam UI/UX Itu Penting?
  2. Prinsip Utama Aksesibilitas dalam UI/UX
  3. Tools untuk Menguji Aksesibilitas UI/UX

Mengapa Aksesibilitas dalam UI/UX Itu Penting?

  1. Menjangkau Lebih Banyak Pengguna

    Berdasarkan data WHO, lebih dari 1 miliar orang di dunia memiliki disabilitas. Dengan menerapkan prinsip aksesibilitas, produk digital dapat digunakan oleh lebih banyak orang, termasuk mereka dengan keterbatasan penglihatan, pendengaran, motorik, atau kognitif.

  2. Meningkatkan SEO dan Performa Website

    Google dan mesin pencari lainnya memberikan nilai lebih pada situs yang memiliki aksesibilitas tinggi. Sebuah studi dari WebAIM menunjukkan bahwa situs dengan struktur yang lebih bersih dan navigasi yang jelas cenderung memiliki waktu kunjungan lebih lama dan bounce rate yang lebih rendah, yang berdampak positif pada peringkat SEO. Struktur yang jelas, teks alternatif pada gambar, dan navigasi yang mudah dapat meningkatkan peringkat SEO.

  3. Mematuhi Regulasi dan Standar

    Banyak negara memiliki regulasi terkait aksesibilitas digital, seperti WCAG (Web Content Accessibility Guidelines). Dengan memenuhi standar ini, bisnis dapat menghindari masalah hukum dan meningkatkan citra merek mereka.

Prinsip Utama Aksesibilitas dalam UI/UX

1. Perceivable (Dapat Dirasakan oleh Semua)

  • Gunakan teks alternatif (alt text) untuk gambar agar dapat diakses oleh pembaca layar.
  • Pastikan kontras warna cukup tinggi agar mudah dibaca oleh pengguna dengan gangguan penglihatan.
  • Sediakan teks transkripsi untuk konten audio dan video.

2. Operable (Dapat Digunakan dengan Mudah)

  • Pastikan elemen UI dapat di navigasi menggunakan keyboard, bukan hanya mouse atau touchscreen.
  • Hindari penggunaan elemen yang berkedip atau bergerak terlalu cepat untuk mencegah efek negatif bagi pengguna dengan epilepsi fotosensitif.
  • Gunakan ukuran tombol yang cukup besar agar mudah diklik oleh semua pengguna, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan motorik.

3. Understandable (Mudah Dipahami)

  • Gunakan bahasa yang sederhana dan jelas. Misalnya, daripada menulis "Implementasikan strategi navigasi yang bersifat inklusif dan dapat diadaptasi oleh berbagai kategori pengguna", lebih baik gunakan "Buat navigasi yang mudah dipahami dan digunakan oleh semua orang."
  • Pastikan struktur halaman dan navigasi konsisten, sehingga pengguna tidak kebingungan.
  • Berikan feedback yang jelas, seperti notifikasi error dengan solusi yang mudah dipahami.

4. Robust (Dapat Diakses di Berbagai Perangkat dan Teknologi Bantu)

  • Pastikan kompatibilitas dengan teknologi bantu seperti screen reader dan voice control.
  • Gunakan standar HTML semantik agar elemen UI dapat dikenali dengan baik oleh perangkat assistive.
  • Uji aksesibilitas di berbagai browser dan perangkat untuk memastikan pengalaman pengguna yang optimal.

Tools untuk Menguji Aksesibilitas UI/UX

Berikut beberapa alat yang bisa membantu dalam menguji aksesibilitas desain, beserta keunggulannya:

  • WAVE (Web Accessibility Evaluation Tool) – Mudah digunakan untuk menganalisis aksesibilitas halaman web secara langsung dari browser.
  • Color Contrast Analyzer – Membantu memastikan rasio kontras warna yang sesuai agar teks lebih mudah dibaca oleh pengguna dengan gangguan penglihatan.
  • Axe Accessibility Tool – Ekstensi browser yang memberikan analisis mendalam dan solusi atas masalah aksesibilitas.
  • NVDA (NonVisual Desktop Access) – Screen reader gratis yang ideal untuk menguji pengalaman pengguna tunanetra dalam berinteraksi dengan antarmuka digital.

Mendesain UI/UX yang inklusif bukan hanya tanggung jawab desainer, tetapi juga seluruh tim pengembang produk. Dengan menerapkan prinsip aksesibilitas, tidak hanya lebih banyak pengguna yang bisa menikmati pengalaman digital yang lebih baik, tetapi juga meningkatkan engagement dan reputasi bisnis. Contohnya, Microsoft telah meningkatkan citra mereknya dengan fitur aksesibilitas di Windows, seperti mode kontras tinggi dan pembaca layar yang lebih baik, yang membantu pengguna dengan kebutuhan khusus merasa lebih dihargai.

Sebagai langkah awal, mulailah dengan memahami kebutuhan pengguna, menguji desain dengan teknologi bantu, dan menerapkan standar aksesibilitas yang ada. Dengan begitu, kita bisa menciptakan pengalaman digital yang lebih ramah bagi semua orang.


See More Posts

background

Membangun User Experience yang Lebih Interaktif dengan Conversational UI di Tahun 2025

background

Desain Minimalis dalam UI/UX: Simplicity yang Meningkatkan Pengalaman User

background

Aksesibilitas dalam UI/UX: Bagaimana Mendesain untuk Semua Pengguna

Show more