Azura Team • 2025-10-08
Azura Labs, Semarang – Kalau kamu sering ngulik desain, UI, atau bahkan bikin konten di Canva, pasti pernah dengar istilah variable font. Nah, teknologi ini lagi hype banget di tahun 2025 — dan banyak yang mulai bertanya-tanya: apakah font variable akan benar-benar menggantikan font tradisional?
Jawabannya… nggak sesederhana “iya” atau “nggak”. Yuk, kita bahas bareng-bareng!
Font variable adalah format font yang bisa berubah-ubah dalam satu file. Jadi, dibanding kamu harus install regular, bold, italic, dan light secara terpisah, semua gaya itu bisa ada di satu file font aja.
Format ini dikenalkan pertama kali oleh Microsoft, Apple, Google, dan Adobe lewat teknologi OpenType Variable Fonts.
Bayangin kamu punya slider buat ngatur tebal-tipis, lebar, atau bahkan kemiringan huruf secara real time — keren, kan?
1. Efisiensi dan Kecepatan Loading
Di era mobile-first dan dark mode everywhere, performa jadi segalanya. Font variable bikin website lebih cepat karena cuma perlu satu file untuk semua gaya teks. Banyak developer UI/UX bilang ini solusi hemat kilobyte yang signifikan buat frontend performance.
2. Desain yang Fleksibel
Desainer sekarang nggak cuma mikir estetika, tapi juga responsivitas. Dengan font variable, tampilan teks bisa otomatis menyesuaikan ukuran layar tanpa kehilangan konsistensi visual.
Contohnya: teks header di mobile bisa lebih ramping biar muat di layar, sementara di desktop bisa lebih lebar dan tegas — semua dari satu font.
3. Dukungan Platform Semakin Luas
Kalau dulu cuma browser modern kayak Chrome atau Safari yang support, sekarang hampir semua platform — termasuk Figma, Canva Pro, bahkan PowerPoint versi 2025 — udah bisa handle variable fonts dengan lancar.
Belum tentu.
Banyak desainer masih pakai font tradisional karena:
Jadi, bisa dibilang font variable melengkapi, bukan menggantikan sepenuhnya.
Di tahun ini, banyak brand dan UI designer menggabungkan dua dunia ini. Mereka pakai variable fonts buat headline dan layout yang responsif, tapi tetap pakai font tradisional buat body text yang butuh stabilitas dan readability tinggi.
Contohnya, Apple Design System 2025 dan Material You 3.0 dari Google, dua-duanya sudah mulai mengoptimalkan variable font untuk skala adaptif, tapi masih menyediakan fallback ke font tradisional.
Font variable jelas masa depan tipografi digital.
Tapi bukan berarti font tradisional bakal lenyap begitu aja. Sama kayak tren musik atau fashion, semuanya soal keseimbangan antara inovasi dan keaslian.
Buat kamu yang berkecimpung di dunia desain, UI/UX, atau web development — ini saat yang pas buat mulai bereksperimen dengan variable fonts. Karena siapa tahu, di masa depan, itulah standar baru yang nggak bisa dihindari.
PT. INSAN MEMBANGUN BANGSA
Jl. Lumbungsari V no 3 Kel. Kalicari, Kec. Pedurungan, Kota Semarang, Kode Pos 50198