Cara Menghindari UX Writing yang Gagal Total Beserta Contohnya

Azura Team2025-08-13

Azura Labs, Semarang – Pernah nggak, lagi pakai aplikasi, terus tiba-tiba nemu teks tombol atau notifikasi yang bikin bingung, bahkan bikin kamu klik hal yang salah? Nah, itu dia yang namanya UX writing gagal total.

UX writing di 2025 bukan cuma soal bikin kata-kata yang “oke dibaca”, tapi juga jelas, relevan, dan bikin user merasa paham tanpa mikir keras. Masalahnya, masih banyak yang menganggap UX writing cuma “copywriting versi pendek”. Padahal konteks dan dampaknya beda banget.

Di artikel ini kita bakal bahas:

  1. Kenapa UX writing bisa gagal.
  2. Cara menghindarinya.
  3. Contoh real biar nggak terjebak kesalahan yang sama.

1. Kenapa UX Writing Bisa Gagal?

Ada beberapa penyebab umum:

  • Terlalu teknis → User awam jadi nggak ngerti.
  • Bahasa nggak konsisten → Kadang pakai bahasa formal, kadang bahasa gaul.
  • Nggak sesuai konteks → Teks nggak nyambung sama situasi user.
  • Terlalu panjang atau terlalu singkat → Panjang bikin males baca, singkat tapi nggak jelas bikin bingung.
  • Nggak mempertimbangkan aksesibilitas → Teks sulit dipahami oleh semua kalangan, termasuk difabel.

2. Cara Menghindari UX Writing Gagal

a. Kenali User dan Konteksnya

UX writing bukan soal bikin teks yang “keren”, tapi teks yang nyambung sama kondisi user saat itu. Kalau user lagi panik (misalnya ada error pembayaran), jangan kasih pesan yang nyantai berlebihan.

Contoh:

"Oops! Kayaknya ada masalah."

"Pembayaran gagal. Silakan coba lagi atau pilih metode lain."

b. Gunakan Bahasa yang Familiar

Pakai bahasa yang sering digunakan target audiens. Di 2025, banyak aplikasi udah mulai adaptasi ke bahasa yang lebih natural dan bahkan mempersonalisasi sesuai profil user.

Contoh:

"Authentication failed."

"Login gagal. Cek email dan password kamu, ya."

c. Jelas > Lucu

Boleh aja nyelipin humor, tapi jangan sampai mengorbankan kejelasan pesan.

Contoh:

"Yah, kamu ketahuan salah input. Ayo coba lagi, deh!"

"Nomor kartu tidak valid. Periksa kembali 16 digitnya."

d. Gunakan Tes “Baca Sekali Paham”

Trik simpel: kasih teks itu ke teman yang nggak tahu konteksnya. Kalau dia paham maksudnya dalam sekali baca, berarti aman.

e. Pastikan Konsistensi

Kalau di satu halaman pakai kata “hapus”, jangan di halaman lain tiba-tiba ganti “delete” atau “remove” tanpa alasan yang jelas. Konsistensi bikin user lebih cepat belajar dan merasa familiar.

3. Contoh UX Writing Gagal vs Benar

4. Tren UX Writing 2025

  • Microcopy kontekstual: Pesan berubah sesuai tindakan terakhir user.
  • Bahasa personal: Copy terasa seperti ngobrol langsung.
  • Inclusive writing: Memastikan semua orang merasa diakomodasi.
  • AI-assisted UX writing: Tools AI bantu generate teks awal, tapi manusia tetap yang memvalidasi.

Kesimpulan

UX writing gagal itu seringnya bukan karena penulisnya nggak jago, tapi karena lupa memposisikan diri sebagai user.

Kalau mau aman, ingat 3 hal: jelas, relevan, konsisten.

Dengan UX writing yang tepat, aplikasi atau website kamu bukan cuma enak dilihat, tapi juga nyaman dipakai tanpa bikin user misuh-misuh.


See More Posts

background

Membongkar Visual Branding Netflix, Spotify & Tokopedia dari Sudut Pandang Desain

background

Cara Menghindari UX Writing yang Gagal Total Beserta Contohnya

background

Jangan Ketipu! Cara Kenali Fake Feedback di User Testing

Show more