Dark Mode Bikin UX Lebih Nyaman? Ini Fakta di Balik Tren Hitam

Azura Team2025-06-18

Dark Mode: Estetik, Hemat Baterai, atau Cuma Gaya-Gayaan?

Azura Labs, Semarang – Kalau kamu suka buka aplikasi tengah malam, kemungkinan besar kamu sudah akrab banget sama yang namanya dark mode. Warna dominan hitam atau abu gelap ini jadi tren di hampir semua aplikasi — dari Instagram, Twitter (eh, X sekarang ya?), sampai sistem operasi Android dan iOS. Tapi pertanyaannya: apakah dark mode benar-benar bikin pengalaman pengguna (UX) jadi lebih nyaman? Atau cuma tren sesaat yang ikut-ikutan?

Yuk, kita bongkar faktanya!

1. Dark Mode Bukan Cuma Soal Estetika

Di tahun 2025 ini, desain UI/UX makin fokus ke personalized experience. Banyak pengguna milih dark mode karena terlihat “cool”, elegan, dan beda dari biasanya. Tapi ternyata, manfaatnya bukan cuma buat gaya:

  • Mengurangi paparan cahaya biru: Walau gak sepenuhnya hilang, tampilan gelap bisa bantu matamu gak cepat lelah.
  • Lebih hemat baterai (untuk OLED): Buat HP dengan layar OLED, dark mode bisa hemat daya sampai 30% karena piksel hitam nggak perlu nyala.
  • Minim gangguan di tempat gelap: Cocok banget buat scrolling malam hari tanpa silau.

2. Tapi Gak Semua Orang Cocok

Nah ini yang sering dilewatkan. Gak semua orang merasa nyaman pakai dark mode terus-terusan. Beberapa studi UX terbaru tahun 2025 (termasuk dari Nielsen Norman Group dan laporan UX Collective) menyebut:

  • Tingkat keterbacaan menurun: Teks putih di background hitam bisa bikin mata lebih cepat lelah dalam kondisi terang.
  • Tidak cocok untuk pengguna disleksia: Kontras tinggi justru bisa memperburuk readability.
  • Efeknya beda-beda tergantung kondisi cahaya sekitar, jenis font, dan ukuran layar.

Jadi, jangan langsung anggap dark mode adalah jawaban UX paling ideal untuk semua orang, ya.

3. Desainer Harus Kasih Pilihan, Bukan Paksaan

Tren desain 2025 mendorong prinsip "inclusive UX", yang artinya ngasih fleksibilitas buat user memilih apa yang paling nyaman buat mereka. Makanya, aplikasi yang ideal itu harus:

  • Punya toggle mode gelap-terang yang mudah diakses
  • Mengoptimalkan UI untuk kedua mode (bukan cuma invert warna aja)
  • Tetap jaga konsistensi visual dan branding di dua mode

Ini bukan cuma soal selera, tapi juga bagian dari user-centric design.

4. Tren Warna Gelap Makin Cerdas di 2025

Dark mode 2025 bukan lagi sekadar warna #000000 di background. Desainer sekarang mulai eksplor:

  • Dark mode adaptif: Menyesuaikan berdasarkan waktu atau cahaya ruangan
  • Palet warna dark yang lebih “soft”: Gunakan warna abu gelap, biru navy, atau coklat tua biar gak terlalu kontras
  • Aksen warna cerah: Buat elemen penting lebih stand out tanpa ganggu kenyamanan mata

5. Kesimpulan: Dark Mode, Yes or Meh?

Dark mode emang bisa bikin UX lebih nyaman dalam konteks tertentu. Tapi bukan berarti jadi solusi sakti buat semua masalah UI/UX. Desainer harus paham kapan dan bagaimana menggunakan dark mode dengan bijak, serta tetap ngasih opsi ke user.

Yang paling penting, di dunia desain 2025: UX bukan cuma soal trend, tapi soal empati dan adaptasi.


Cover source: dribbble.com/shots/26043793-Creative-Portfolio-UI-Mobile-App


See More Posts

background

Kenapa UI Aplikasi dari India dan Tiongkok Kelihatan Berantakan Tapi Efektif?

background

Dark Mode Bikin UX Lebih Nyaman? Ini Fakta di Balik Tren Hitam

background

Apakah Desainer UI/UX Akan Digantikan AI? Ini Kata Para Ahli

Show more