Azura Team • 2025-06-18
Azura Labs, Semarang – Kalau kamu suka buka aplikasi tengah malam, kemungkinan besar kamu sudah akrab banget sama yang namanya dark mode. Warna dominan hitam atau abu gelap ini jadi tren di hampir semua aplikasi — dari Instagram, Twitter (eh, X sekarang ya?), sampai sistem operasi Android dan iOS. Tapi pertanyaannya: apakah dark mode benar-benar bikin pengalaman pengguna (UX) jadi lebih nyaman? Atau cuma tren sesaat yang ikut-ikutan?
Yuk, kita bongkar faktanya!
Di tahun 2025 ini, desain UI/UX makin fokus ke personalized experience. Banyak pengguna milih dark mode karena terlihat “cool”, elegan, dan beda dari biasanya. Tapi ternyata, manfaatnya bukan cuma buat gaya:
Nah ini yang sering dilewatkan. Gak semua orang merasa nyaman pakai dark mode terus-terusan. Beberapa studi UX terbaru tahun 2025 (termasuk dari Nielsen Norman Group dan laporan UX Collective) menyebut:
Jadi, jangan langsung anggap dark mode adalah jawaban UX paling ideal untuk semua orang, ya.
Tren desain 2025 mendorong prinsip "inclusive UX", yang artinya ngasih fleksibilitas buat user memilih apa yang paling nyaman buat mereka. Makanya, aplikasi yang ideal itu harus:
Ini bukan cuma soal selera, tapi juga bagian dari user-centric design.
Dark mode 2025 bukan lagi sekadar warna #000000 di background. Desainer sekarang mulai eksplor:
Dark mode emang bisa bikin UX lebih nyaman dalam konteks tertentu. Tapi bukan berarti jadi solusi sakti buat semua masalah UI/UX. Desainer harus paham kapan dan bagaimana menggunakan dark mode dengan bijak, serta tetap ngasih opsi ke user.
Yang paling penting, di dunia desain 2025: UX bukan cuma soal trend, tapi soal empati dan adaptasi.
Cover source: dribbble.com/shots/26043793-Creative-Portfolio-UI-Mobile-App
PT. INSAN MEMBANGUN BANGSA
Jl. Lumbungsari V no 3 Kel. Kalicari, Kec. Pedurungan, Kota Semarang, Kode Pos 50198