Azura Team • 2025-10-09
Azura Labs, Semarang – Kalau dulu desain UI/UX fokusnya cuma di mobile dan web, sekarang medan tempurnya makin luas—ada smartwatch, smart ring, sampai AR glasses yang makin hype di tahun 2025. Wearable devices ini nggak cuma jadi pelengkap gaya hidup, tapi udah berubah jadi bagian penting dari ekosistem digital kita sehari-hari.
Nah, di balik tampilannya yang simpel dan futuristik, desainer punya tantangan besar: bagaimana bikin user experience yang intuitif di layar super kecil dan konteks pemakaian yang dinamis?
Masalah pertama yang langsung kelihatan: layarnya kecil banget. Coba bayangin bikin tampilan informatif tapi tetap clean di layar smartwatch 1,5 inci atau di proyeksi AR glasses yang semi-transparan.
Desainer UI/UX di 2025 harus mikir secara “micro-interaction oriented”. Fokusnya bukan lagi banyak fitur, tapi bagaimana satu gesture atau satu glance bisa langsung kasih value ke user. Minimalis bukan cuma gaya, tapi kebutuhan.
Smartwatch sering dipakai saat olahraga, nyetir, atau bahkan mandi (ya, beberapa orang beneran gitu). AR glasses bisa dipakai di jalanan ramai atau di kantor dengan banyak distraksi. Artinya, desain harus adaptif terhadap kondisi user.
UI/UX sekarang nggak cukup cuma “responsive”, tapi juga context-aware. Di tahun 2025, tren AI-driven personalization makin kuat — wearable bisa menyesuaikan tampilan sesuai aktivitas pengguna secara real time.
Contoh:
Dengan ruang fisik yang terbatas, input tradisional (tap & swipe) mulai digeser oleh gesture, voice, dan eye tracking. AR glasses generasi terbaru dari Meta dan Apple, misalnya, sudah mulai mengandalkan gaze-based control — cukup arahkan pandangan, dan perangkat tahu apa yang kamu maksud.
Buat desainer, ini berarti perlu memahami natural interaction pattern dan menghindari gesture yang bikin tangan pegel atau suara yang nggak cocok dipakai di tempat umum.
Wearable devices membawa data super sensitif: lokasi, detak jantung, bahkan ekspresi wajah. Tahun 2025 jadi masa di mana isu privasi dan keamanan makin disorot.
Desain UI/UX harus mempertimbangkan transparansi data — misalnya, tampilkan notifikasi visual saat sensor aktif, atau berikan user kontrol penuh atas data yang dikumpulkan.
Wearable devices bukan produk yang berdiri sendiri. Mereka bagian dari ekosistem yang lebih besar — sinkron dengan smartphone, smart home, bahkan kendaraan listrik.
UX designer perlu mikir alur pengalaman lintas perangkat (cross-device flow): bagaimana user bisa mulai aktivitas di smartwatch, lanjut di AR glasses, lalu selesaikan di laptop — tanpa kehilangan konteks.
Beberapa tren yang lagi naik daun:
Merancang UI/UX untuk wearable devices di era 2025 bukan cuma soal ukuran layar kecil, tapi soal menghadirkan pengalaman manusiawi di perangkat yang makin dekat dengan tubuh pengguna.
Desain yang baik di wearable harus:
Singkatnya: future of UX is wearable, and future of wearable is context.
PT. INSAN MEMBANGUN BANGSA
Jl. Lumbungsari V no 3 Kel. Kalicari, Kec. Pedurungan, Kota Semarang, Kode Pos 50198