Apa itu Behavior-Driven Development?

Azura Team2025-03-05

Azura Labs - Ngoding itu nggak cuma soal teknis, tapi juga soal ngomong bahasa yang sama dengan stakeholder. Nah, Behavior-Driven Development (BDD) adalah jurus ampuh biar semua orang—dari CEO sampe QA—nggak lagi debat kusir soal fitur. Simak penjelasannya, plus joke receh biar nggak bosen!

1. BDD Itu Kayak Menu Restoran : Semua Orang Ngerti "Nasi Goreng" itu Apa

BDD adalah metode ngoding yang fokus pada perilaku aplikasi dari sudut pandang pengguna. Jadi, alih-alih nulis code dulu, kita bikin skenario sederhana pake bahasa manusia.

Contoh :

  • Fitur: Pesan makanan online

    Sebagai pengguna yang lapar

    Saya mau bisa pilih restoran

    Supaya bisa pesan nasi goreng tanpa ribet

  • Scenario: Pesan makanan sukses

    Given saya buka aplikasi

    When saya cari "nasi goreng"

    And pilih restoran "Solaria"

    Then saya bisa liat harga dan klik "Pesan"

2. BDD di 2025 : Pakai AI, Bebas Drama

Di era AI, BDD makin keren karena :

  • AI Generate Scenarios : Tools seperti SpecFlow+ atau Cucumber AI bisa bantu generate skenario dari user story.
  • Auto-Test dari Skenario : Kode test otomatis dibuat dari skenario BDD, jadi nggak perlu ngetik manual.
  • Kolaborasi Real-Time : Tim bisnis & developer bisa edit skenario bersama di platform seperti Jira BDD.

3. BDD vs TDD : Bedanya Apa?

  • TDD (Test-Driven Development) : Fokus ke code ("Aku harus ngetes fungsi ini dulu").
  • BDD : Fokus ke perilaku sistem ("Apa yang pengguna mau lakukan?").

Contoh :

TDD : Nulis test buat fungsi calculateTotalPrice().

BDD : Nulis skenario "Jika user pilih 2 nasi goreng, total harga harus Rp 40.000".

4. Manfaat BDD di 2025 : Nggak Cuma Buat Developer

  • Tim Sepaham : Bisnis, QA, dan developer ngerti fitur yang mau dibikin.
  • Dokumen Hidup : Skenario BDD jadi dokumentasi yang selalu update.
  • Less Rework : Nggak ada lagi miskom "Ini tombolnya kok di kiri? Katanya di kanan!".

5. Tools BDD 2025 : Dari ChatGPT sampai Metaverse

  • Cucumber 4.0 : Support testing di aplikasi AR/VR.
  • AI Collaborator : ChatGPT bisa jadi bridge antara tim teknis dan non-teknis buat bikin skenario.
  • BDD Visualizer : Lihat skenario BDD dalam bentuk diagram 3D di metaverse.

6. Salah Kaprah yang Bikin BDD Gagal

  • Skenario Terlalu Teknis :

    ❌ "When the API GET /users is called with valid token..."

    ✅ "When user buka halaman profil..."

  • Nggak Melibatkan Tim Bisnis : Jangan cuma developer yang nulis!

Jadi, masih mau ribut sama tim bisnis soal requirements? BDD di 2025 udah jadi solusi biar semua orang nyanyi di lagu yang sama. Mulai dari skenario sederhana, kolaborasi intensif, dan lihat proyekmu lancar kayak es kopi susu!

Baca Juga :


See More Posts

background

Pengujian Regresi Visual untuk Aplikasi Frontend

background

Otomatisasi Pengujian Keamanan dalam Pipeline CI/CD

background

Strategi Pembelajaran untuk Tetap Up-to-Date dengan Tren Teknologi Terbaru

Show more