Bug Bounty: Bagaimana Pemburu Bug Mendapat $10.000 dari Celah Aplikasi

Azura Team2025-06-24

Azura Labs, Semarang – Bayangkan kamu menemukan sebuah celah keamanan di aplikasi besar, melaporkannya, dan mendapatkan hadiah $10.000—legal, sah, dan justru diapresiasi. Inilah dunia bug bounty yang semakin booming di tahun 2025.

Program bug bounty bukan hal baru, tapi kini makin dilirik sebagai jalur profesional oleh para pemburu bug. Artikel ini akan membahas bagaimana seseorang bisa mendapatkan hadiah besar dari bug bounty, proses di baliknya, dan tips buat kamu yang ingin mulai terjun ke dunia ini.

Apa Itu Bug Bounty?

Bug bounty adalah program resmi dari perusahaan (seperti Google, Apple, Tokopedia, hingga startup SaaS) untuk membuka pintu bagi para peneliti keamanan menemukan dan melaporkan bug atau celah keamanan. Sebagai gantinya, mereka mendapatkan imbalan uang, yang bisa mulai dari ratusan dolar hingga puluhan ribu.

Perusahaan lebih memilih membayar pemburu bug daripada menjadi korban serangan nyata. Ini win-win solution: keamanan mereka meningkat, dan para peneliti mendapatkan penghasilan legal.

Kisah Nyata: $10.000 dari Satu Bug

Awal 2025, seorang pemburu bug asal Bandung—kita samarkan namanya sebagai Raka—berhasil menemukan IDOR (Insecure Direct Object Reference) di sebuah aplikasi keuangan digital yang cukup populer di Asia Tenggara. Celah ini memungkinkan siapa saja mengakses data rekening pengguna lain hanya dengan mengubah ID angka di URL.

Raka segera melaporkan temuannya melalui platform HackerOne, lengkap dengan langkah replikasi, bukti video, dan rekomendasi mitigasi. Setelah proses triage dan validasi, laporan Raka diterima, diperbaiki dalam 5 hari, dan ia diberi bounty sebesar $10.000.

Yang menarik, ini bukan keberuntungan pertama Raka. Ia sudah berkali-kali mendapat bounty dari perusahaan besar—mulai dari e-commerce, fintech, sampai perusahaan AI.

Kenapa Bug Bounty Semakin Populer di 2025?

Beberapa alasan utamanya:

  • Zero Trust & AppSec Meningkat: Di tahun 2025, perusahaan makin sadar bahwa pendekatan keamanan tradisional tak lagi cukup. Mereka butuh mata ekstra dari luar.
  • Regulasi Ketat: Di banyak negara, regulasi baru menuntut perusahaan untuk lebih transparan soal keamanan data. Bug bounty jadi solusi preventif yang elegan.
  • Platform Bug Bounty Tumbuh Cepat: Seperti Bugcrowd, YesWeHack, dan HackerOne yang menyediakan ekosistem lengkap: pengujian, laporan, komunikasi, dan reward.

Ingin Jadi Pemburu Bug? Ini Tips Awal:

  1. Mulai dari Platform Resmi: Daftar di HackerOne, Bugcrowd, atau Integrity. Banyak program yang terbuka untuk pemula.
  2. Pilih Target yang Kamu Pahami: Misalnya, kamu lebih paham aplikasi web? Mulai dari sana. Jangan buru-buru loncat ke mobile atau API kalau belum menguasai dasarnya.
  3. Belajar dari Write-Up: Banyak pemburu bug membagikan dokumentasi bug mereka. Cari di Medium, GitHub, atau blog HackerOne.
  4. Pahami Etika dan Hukum: Bug bounty bukan tentang mengeksploitasi, tapi membantu. Hindari teknik yang merusak atau membahayakan sistem.
  5. Tools Itu Penting, Tapi Pemahaman Lebih Penting: Tools seperti Burp Suite, OWASP ZAP, atau Nmap bisa membantu, tapi yang utama adalah cara berpikir kritis dan rasa ingin tahu.

Profesi Pemburu Bug, Menjanjikan di Masa Depan?

Di era digital yang makin kompleks, peran pemburu bug makin diakui. Bukan hanya sebagai penguji keamanan, tapi juga sebagai mitra strategis perusahaan dalam menjaga kepercayaan pengguna.

Siapa sangka, aktivitas yang dulu dianggap “nakal” kini bisa menghasilkan puluhan ribu dolar secara legal dan mulia. Jika kamu punya minat di dunia keamanan siber, mungkin bug bounty adalah jalan ninja-mu di tahun 2025.


See More Posts

background

Bug Bounty: Bagaimana Pemburu Bug Mendapat $10.000 dari Celah Aplikasi

background

Kesalahan Umum dalam Security Testing yang Masih Terjadi di Tahun 2025

background

Cara Melakukan API Security Testing pada Aplikasi Modern

Show more