Azura Team • 2025-03-25
Internet of Things (IoT) telah berkembang pesat dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Mulai dari smart home, perangkat medis, hingga industri, IoT menawarkan kemudahan luar biasa. Namun, di balik kecanggihannya, perangkat IoT juga memiliki celah keamanan yang cukup besar. Berikut beberapa alasan utama mengapa perangkat IoT rentan terhadap serangan:
Banyak produsen IoT lebih fokus pada fungsionalitas daripada keamanan. Akibatnya, standar keamanan seringkali diabaikan atau tidak diterapkan dengan baik.
Tidak semua perangkat IoT mendapatkan pembaruan keamanan secara rutin. Beberapa perangkat bahkan tidak memiliki mekanisme update otomatis, sehingga celah keamanan tetap terbuka.
Banyak perangkat IoT menggunakan kredensial default yang mudah ditebak. Hal ini membuka peluang bagi peretas untuk mengambil alih kontrol perangkat dengan mudah.
Beberapa perangkat IoT masih menggunakan protokol komunikasi yang tidak terenkripsi, membuat data yang dikirim dan diterima mudah disadap oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Semakin banyak perangkat yang terhubung dalam suatu jaringan, semakin banyak pula potensi titik lemah yang dapat dimanfaatkan oleh hacker.
Untuk mengurangi risiko serangan, pengujian keamanan pada perangkat IoT sangat penting. Berikut adalah beberapa metode yang dapat diterapkan:
Langkah awal adalah melakukan pemindaian terhadap perangkat untuk mengidentifikasi potensi kerentanan. Tools seperti Nessus atau OpenVAS dapat membantu dalam tahap ini.
Pengujian ini dilakukan dengan mensimulasikan serangan nyata untuk mengetahui sejauh mana perangkat IoT bisa bertahan. Teknik seperti brute force attack pada autentikasi atau man-in-the-middle attack dapat digunakan dalam tahap ini.
Jika Anda memiliki akses ke kode sumber perangkat IoT, lakukan analisis statis untuk mencari celah keamanan di dalamnya. Selain itu, analisis dinamis juga penting untuk menguji bagaimana perangkat berinteraksi dalam lingkungan nyata.
Protokol komunikasi yang digunakan oleh perangkat IoT harus diuji dengan tools seperti Wireshark untuk memastikan data dikirim dalam bentuk terenkripsi dan tidak dapat dengan mudah disadap.
Serangan DDoS (Distributed Denial of Service) sering menargetkan perangkat IoT yang memiliki sistem keamanan lemah. Simulasi ini membantu dalam mengidentifikasi titik lemah dan memperkuat pertahanan perangkat.
Fuzzing adalah teknik menguji perangkat dengan mengirimkan input yang tidak terduga atau berbahaya untuk melihat bagaimana perangkat bereaksi. Jika perangkat mengalami crash atau memberikan output yang aneh, maka ada celah keamanan yang perlu diperbaiki.
Di tahun 2025, keamanan perangkat IoT menjadi isu yang semakin krusial mengingat meningkatnya jumlah serangan siber yang menyasar perangkat ini. Oleh karena itu, pengujian keamanan harus menjadi prioritas bagi para pengembang dan pengguna IoT. Dengan menerapkan metode pengujian seperti vulnerability assessment, penetration testing, hingga fuzzing, risiko serangan dapat diminimalkan dan data pengguna tetap aman.
Jangan lupa untuk selalu melakukan update firmware dan menerapkan autentikasi yang kuat guna memperkuat sistem keamanan perangkat IoT Anda. Jika keamanan tidak diperhatikan, perangkat yang seharusnya mempermudah hidup justru bisa menjadi celah bagi serangan siber.
PT. INSAN MEMBANGUN BANGSA
Jl. Lumbungsari V no 3 Kel. Kalicari, Kec. Pedurungan, Kota Semarang, Kode Pos 50198