Azura Team • 2025-12-10
Azura Labs - Dalam beberapa tahun terakhir, edge computing jadi salah satu bintang baru di dunia teknologi. Perusahaan berlomba memindahkan proses komputasi lebih dekat ke sumber data—entah itu sensor IoT, kamera CCTV, robot industri, hingga perangkat mobile. Tujuannya? Satu kata: kecepatan. Edge computing memungkinkan pengolahan data secara real-time bahkan near real-time, membuat teknologi seperti mobil otonom, smart factory, dan smart city jadi jauh lebih responsif.
Namun, semakin dekat komputasi ke “pinggir jaringan”, semakin banyak risiko keamanan baru yang muncul. Sistem yang tadinya terpusat kini tersebar, perangkat yang tadinya statis kini berada di lingkungan yang keras, dan data sensitif yang tadinya aman di pusat kini terpencar di berbagai titik. Itulah kenapa security testing dalam edge computing bukan lagi pilihan—tapi kebutuhan.
Dalam artikel ini, kita bahas dengan santai tentang risiko-risiko unik dalam edge computing dan bagaimana security testing bisa jadi tameng pertama menghadapi era ultra-latency.
Sebelum masuk ke topik risiko, yuk pahami dulu kenapa edge computing begitu populer. Di banyak kasus, mengirim data dari perangkat ke cloud butuh waktu—bahkan milidetik saja bisa berdampak besar. Contoh ekstremnya mobil otonom: kalau harus nunggu cloud buat memutuskan kapan mengerem, bisa bahaya. Dengan edge computing, perhitungan dilakukan langsung di perangkat atau node terdekat.
Beberapa keuntungan utamanya :
Tapi di balik kelebihan itu, ada sisi gelap yang wajib diwaspadai.
Kalau dulu data disimpan di satu tempat (misalnya cloud atau data center), sekarang data menyebar di ribuan node edge, gateway, atau perangkat IoT.
Akibatnya :
Kalau sebelumnya kita punya satu kastil, sekarang kita punya seribu pondok kecil dan semuanya harus dijaga.
Node edge biasanya ditempatkan di lokasi terbuka atau lingkungan industri—bukan ruang server berpendingin. Banyak perangkat edge bahkan dipasang di pinggir jalan, mesin pabrik, atau kendaraan.
Risikonya :
Di sinilah security testing harus memperhatikan aspek hardware, bukan hanya software.
Edge computing sangat bergantung pada jaringan yang berubah-ubah. Node bisa offline sewaktu-waktu, berpindah lokasi, atau terhubung ke jaringan berbeda.
Risiko yang muncul :
Security testing perlu memastikan enkripsi, authentication, dan integritas data tetap terjaga meski jaringan tidak stabil.
Jumlah perangkat edge bisa sangat banyak. Bayangkan saja pabrik dengan ribuan sensor atau kota dengan jutaan kamera CCTV pintar.
Meng-update firmware satu per satu? Hampir mustahil.
Ini menyebabkan :
Security testing harus mencakup uji kerentanan firmware dan mekanisme update otomatis yang aman.
Banyak aplikasi edge menggunakan machine learning, contohnya :
Model AI di edge bisa diserang dengan teknik seperti adversarial attack, model poisoning, hingga pencurian model. Karena modelnya disimpan di perangkat, resikonya lebih besar dibanding hanya berada di cloud.
Security testing untuk edge tidak bisa sama dengan security testing tradisional. Ada beberapa fokus utama yang harus dilakukan :
Penetration test harus mencakup :
Tester harus mensimulasikan kondisi jaringan tidak stabil untuk melihat bagaimana sistem bertahan.
Karena perangkat edge mudah diakses secara fisik, perlu dilakukan :
Tujuannya memastikan perangkat tetap aman meski tangan nakal mencoba membongkar.
Firmware adalah “jantung” perangkat edge, dan menjadi target empuk bagi peretas. Security testing wajib mencakup :
Semua perlu dipastikan berjalan aman.
Karena banyak sistem edge menggunakan AI, security testing wajib mengecek :
Dengan begitu, AI tidak mudah dimanipulasi atau dicuri.
Karena data tersebar, kepatuhan terhadap GDPR, PDPA, atau Undang-Undang PDP di Indonesia jadi sangat penting. Security testing harus menilai :
Beberapa langkah yang bisa dilakukan perusahaan agar lebih siap :
Intinya, keamanan harus dipikirkan sejak awal (security by design), bukan setelah sistem berjalan.
Edge computing memang membawa kecepatan dan fleksibilitas luar biasa, tapi juga membuka babak baru dalam risiko keamanan. Karena arsitekturnya yang terdistribusi, perangkat yang rentan, serta data dan AI yang tersebar, security testing jadi perisai wajib di era ultra-latency ini. Kalau perusahaan ingin memanfaatkan edge computing secara maksimal, mereka harus siap menghadapi risiko ini dengan strategi keamanan yang matang. Teknologi boleh bergerak cepat tapi keamanan jangan sampai ketinggalan.
Baca Juga :
PT. INSAN MEMBANGUN BANGSA
Jl. Lumbungsari V no 3 Kel. Kalicari, Kec. Pedurungan, Kota Semarang, Kode Pos 50198