Supply Chain Attack: Cara Kerja dan Metode Pencegahannya

Azura Team2025-05-05

Azura Labs, Semarang – Dalam dunia digital yang makin terhubung, ancaman siber juga semakin kompleks. Salah satu jenis serangan yang terus berkembang dan menjadi perhatian utama di tahun 2025 adalah supply chain attack. Serangan ini tidak lagi menyasar target secara langsung, melainkan masuk lewat celah yang sering kali tidak terduga—dari vendor, mitra, hingga software pihak ketiga yang digunakan sehari-hari.

Apa Itu Supply Chain Attack?

Supply chain attack atau serangan rantai pasok adalah metode peretasan di mana penyerang menyusup ke sistem melalui celah dalam rantai pasokan—misalnya dengan menyisipkan malware ke dalam update software, library open-source, atau layanan cloud yang digunakan oleh target.

Berbeda dengan serangan tradisional yang menyerang satu sistem langsung, supply chain attack mengeksploitasi kepercayaan antara organisasi dan mitra teknologinya. Hal ini membuatnya lebih sulit dideteksi dan bisa berdampak besar secara luas.

Contoh nyatanya? Kita bisa melihat kembali kasus SolarWinds di awal dekade ini, atau serangan 3CX Desktop App dan Open Source Library Poisoning yang makin marak di tahun-tahun terakhir. Bahkan pada 2025, perusahaan cloud besar pun mulai lebih ketat dalam audit karena meningkatnya serangan dari dalam ekosistem mereka sendiri.

Cara Kerja Supply Chain Attack

Untuk memahami bagaimana supply chain attack bisa masuk ke sistem, berikut adalah alur umumnya:

  1. Identifikasi Celah dalam Rantai Pasok

    Penyerang mencari celah di sistem pihak ketiga yang digunakan oleh target, seperti plugin, tools developer, dependency package, atau layanan cloud.

  2. Manipulasi Komponen

    Setelah menemukan celah, pelaku menyusupkan malware atau backdoor ke dalam komponen tersebut. Misalnya, melalui update software yang tampak resmi.

  3. Distribusi ke Target

    Komponen yang sudah terinfeksi ini kemudian di-deploy oleh perusahaan target karena dipercaya sebagai bagian dari sistem resmi.

  4. Eksploitasi dan Akses

    Setelah komponen digunakan, malware mulai bekerja—mulai dari mencuri data, membuka akses ke sistem internal, hingga menyebarkan ransomware.

Mengapa Supply Chain Attack Berbahaya?

  • Sulit Dideteksi: Karena datang dari sistem yang dianggap "aman".
  • Skala Dampak Besar: Bisa menyebar ke ratusan bahkan ribuan organisasi.
  • Menargetkan Kepercayaan: Serangan memanfaatkan kepercayaan antar mitra, vendor, dan pengguna.

Di tahun 2025, dengan makin banyaknya integrasi AI, IoT, dan cloud-native tools, vektor serangan pun makin luas. Bahkan tools CI/CD dan DevOps pipeline kini jadi target empuk supply chain attack.

Strategi Pencegahan Supply Chain Attack

Untungnya, meski supply chain attack semakin canggih, upaya pencegahannya juga terus berkembang. Berikut beberapa strategi efektif yang bisa diterapkan:

1. Audit Vendor dan Pihak Ketiga

Jangan asal percaya. Pastikan vendor yang digunakan memiliki standar keamanan yang jelas, seperti ISO 27001 atau SOC 2. Lakukan audit rutin dan minta transparansi terhadap proses keamanan mereka.

2. Gunakan SBOM (Software Bill of Materials)

Tahun 2025, penggunaan SBOM sudah mulai menjadi standar di banyak industri. SBOM memungkinkan organisasi melacak semua komponen software yang digunakan—termasuk versi dan asalnya—sehingga lebih mudah mendeteksi anomali.

3. Implementasi Zero Trust Architecture

Dalam arsitektur zero trust, tidak ada entitas yang otomatis dipercaya—bahkan komponen internal sekalipun. Semua akses harus diverifikasi terlebih dahulu.

4. Keamanan di Level CI/CD

Amankan pipeline pengembangan Anda. Pastikan tidak ada skrip build atau dependency yang bisa diubah oleh pihak tak bertanggung jawab. Gunakan signature digital untuk memastikan integritas.

5. Monitoring dan Deteksi Anomali

Gunakan sistem monitoring cerdas berbasis AI untuk mendeteksi aktivitas tidak biasa, seperti update software dari sumber yang mencurigakan atau komunikasi data yang tidak lazim.

6. Edukasi Tim Internal

Kesadaran keamanan di semua lini penting. Latih tim developer, IT, dan operasional untuk mengenali potensi red flag dalam penggunaan tools pihak ketiga.


Supply chain attack adalah ancaman nyata yang tak bisa dianggap enteng di tahun 2025. Dengan pendekatan yang cerdas dan proaktif—mulai dari audit vendor hingga adopsi arsitektur zero trust—organisasi bisa lebih siap menghadapi jenis serangan ini.

Di era digital saat ini, keamanan tidak hanya soal melindungi sistem internal, tapi juga tentang membangun ekosistem yang aman dan saling terpercaya.


See More Posts

background

Bagaimana Melakukan Pengujian Keamanan pada Vendor dan Mitra?

background

Supply Chain Attack: Cara Kerja dan Metode Pencegahannya

background

Bagaimana Hacker Bisa Memanfaatkan Komputasi Kuantum?

Show more