Toxic Positivity di Tempat Kerja dan Dampaknya pada Milenial

Azura Team2024-10-14

Azura Labs - Pernah ngalamin situasi di mana kamu lagi down banget karena proyek gagal atau deadline mepet, tapi bos atau rekan kerja malah nyuruh kamu buat "stay positive"? Kalau iya, berarti kamu udah pernah ngerasain yang namanya toxic positivity.

Daftar Isi

  1. Apa sih Toxic Positivity Itu?
  2. Kenapa Toxic Positivity Berbahaya Buat Millennial?
  3. Dampak Toxic Positivity di Tempat Kerja
  4. Gimana Cara Mengatasi Toxic Positivity di Tempat Kerja?

Apa sih Toxic Positivity Itu?

Toxic positivity itu kayak pemaksaan untuk selalu berpikir positif dalam segala situasi, tanpa mempertimbangkan perasaan dan emosi negatif yang sedang dialami. Padahal, ngerasain sedih, marah, atau frustasi itu hal yang wajar kok. Masalahnya jadi besar ketika perasaan-perasaan negatif ini diabaikan atau dianggap sebagai kelemahan.

Kenapa Toxic Positivity Berbahaya Buat Millennial?

  • Stres : Ketika kita dipaksa untuk selalu ceria, padahal dalem hati lagi kacau, bisa bikin stres menumpuk.
  • Merasa Kesepian : Kalau kita enggak bisa jujur tentang perasaan kita, kita akan merasa kesepian dan enggak ada yang mengerti.
  • Burnout : Toxic positivity bisa bikin kita kelelahan secara emosional dan fisik, hingga akhirnya burnout.
  • Produktivitas Menurun : Ironisnya, dengan memaksakan diri untuk selalu positif, justru bisa bikin produktivitas kita menurun karena kita jadi kehabisan energi.

Dampak Toxic Positivity di Tempat Kerja

  • Lingkungan Kerja yang Tidak Sehat : Toxic positivity menciptakan lingkungan kerja yang tidak aman secara emosional, di mana karyawan takut untuk mengungkapkan perasaan mereka yang sebenarnya.
  • Kurangnya Inovasi : Ketika karyawan takut untuk mengungkapkan ide-ide yang berbeda atau memberikan kritik, maka inovasi akan terhambat.
  • Tingkat Turnover yang Tinggi : Karyawan yang merasa tidak dihargai dan tidak didukung akan cenderung mencari pekerjaan lain.

Gimana Cara Mengatasi Toxic Positivity di Tempat Kerja?

  • Bicara Terbuka : Jangan takut untuk mengungkapkan perasaanmu yang sebenarnya kepada atasan atau rekan kerja.
  • Tetapkan Batasan : Kamu berhak untuk mengatakan tidak atau meminta waktu istirahat ketika merasa kewalahan.
  • Cari Dukungan : Bicarakan masalahmu dengan teman, keluarga, atau seorang mentor.
  • Latih Keterampilan Manajemen Stres : Cobalah untuk melakukan kegiatan yang bisa membantu kamu rileks, seperti meditasi atau yoga.

Intinya, toxic positivity itu enggak sehat dan bisa merusak mental. Sebagai millennial, kita punya hak untuk merasa semua jenis emosi. Jangan takut untuk jujur pada diri sendiri dan orang lain.

Yuk, mulai ciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan mendukung, di mana kita bisa menjadi diri sendiri tanpa harus merasa bersalah!

Baca Juga :


See More Posts

background

Upskilling dan Reskilling, Kunci Sukses Milenial di Era Disrupsi

background

Masa Depan Karier Milenial di Industri IT

background

Skillset yang Dibutuhkan Milenial untuk Survive di Industri IT

Show more