Azura Team • 2025-10-03
Azura Labs, Semarang – Pernah nggak kamu buka website atau aplikasi, terus bingung karena teksnya kecil banget, warnanya bikin sakit mata, atau tombolnya susah di klik? Nah, hal-hal kecil kayak gitu sekarang jadi isu besar di dunia desain. Tahun 2025 ini, tren Accessibility First makin kuat dan mulai jadi standar global.
Bukan cuma sekadar “bonus feature”, aksesibilitas kini udah masuk ke daftar prioritas utama perusahaan teknologi, startup, bahkan platform kreator konten. Intinya: desain yang ramah semua orang, termasuk pengguna dengan keterbatasan fisik, sensorik, atau kognitif.
Uni Eropa, Amerika, sampai beberapa negara Asia sekarang udah punya aturan wajib soal digital accessibility. Kalau nggak comply, bisa kena denda atau reputasi brand jatuh.
Ada lebih dari 1 miliar orang di dunia dengan disabilitas. Kalau produk digital nggak ramah akses, berarti kehilangan market besar. Tahun 2025, brand yang paham hal ini jelas lebih unggul.
Ini kabar baik buat digital marketer: Google sekarang kasih nilai plus ke website yang accessible. Alt text, struktur heading, dan kontras warna bukan cuma buat inklusif, tapi juga buat naik ke page one.
Kalau dulu design thinking cuma fokus ke estetika dan fungsi, sekarang harus tambah satu layer penting: aksesibilitas sejak awal proses desain. Makanya disebut Accessibility First, bukan “Accessibility Later”.
Artinya:
Di tahun 2025, Accessibility First bukan lagi tren eksklusif, tapi jadi standar global. Desain yang ramah akses bukan cuma bikin produk lebih inklusif, tapi juga bikin brand makin relevan, SEO makin kuat, dan user experience makin juara.
Jadi kalau kamu desainer, developer, atau digital marketer, sekarang saatnya seriusin aksesibilitas. Ingat: desain terbaik bukan yang paling estetik, tapi yang bisa dipakai semua orang tanpa terkecuali.
PT. INSAN MEMBANGUN BANGSA
Jl. Lumbungsari V no 3 Kel. Kalicari, Kec. Pedurungan, Kota Semarang, Kode Pos 50198