Apakah Sertifikasi UI/UX Penting? Ini Kata HRD dan Hiring Manager

Azura Team2025-07-18

Kenalan Dulu: Apa Itu Sertifikasi UI/UX?

Sertifikasi UI/UX itu kayak bukti sah kalau kamu udah paham dasar-dasar atau bahkan advance skill di bidang desain pengalaman pengguna (User Experience) dan tampilan antarmuka pengguna (User Interface). Sertifikasi ini biasanya dikeluarkan oleh institusi pendidikan, platform kursus online, atau lembaga pelatihan profesional.

Biasanya, kamu akan dapat sertifikat setelah menyelesaikan pelatihan dan melewati tes atau project tertentu. Di tahun 2025, sertifikasi UI/UX makin dilirik karena jadi salah satu cara nunjukkin skill ke perusahaan, terutama buat kamu yang baru mulai atau lagi switch karier.

Jenis-Jenis Sertifikasi UI/UX yang Populer di 2025

Tahun ini, pilihan sertifikasi makin banyak. Ada yang gratis, ada yang berbayar, dan ada juga yang kerja sama langsung dengan perusahaan-perusahaan teknologi. Beberapa yang paling populer:

  • Google UX Design Certificate (Coursera)
  • Human-Computer Interaction (HCI) dari Interaction Design Foundation
  • Nielsen Norman Group UX Certification
  • UI/UX Design Specialization (edX & Udacity)
  • Bootcamp Sertifikasi dari Skilvul, RevoU, dan Binar Academy

Setiap sertifikasi punya fokus masing-masing, dari teori psikologi pengguna sampai ke design system praktikal.

Manfaat Sertifikasi UI/UX Buat Karir Kamu

  1. Validasi Skill – Sertifikasi itu kayak badge of honor, nunjukkin kamu udah paham dasar UX atau UI.
  2. Meningkatkan Kepercayaan Diri – Punya bukti konkret atas apa yang kamu pelajari bikin kamu makin pede apply kerja.
  3. Buka Peluang Baru – Banyak HRD sekarang ngefilter kandidat lewat sertifikasi di awal, terutama di platform seperti LinkedIn.
  4. Upgrade Portofolio – Biasanya, project akhir di sertifikasi bisa langsung kamu masukin ke portofolio.
  5. Networking – Beberapa kursus sertifikasi punya komunitas aktif, bisa jadi ajang cari relasi kerja juga.

Ngomongin Realita: Apakah Sertifikasi Wajib Banget?

Jawabannya: nggak wajib, tapi bisa jadi nilai tambah. Di industri kreatif kayak UI/UX, yang paling utama masih tetap skill real dan portofolio. Tapi, kalau kamu belum punya pengalaman kerja, sertifikasi bisa bantu isi kekosongan itu.

HRD dan hiring manager di 2025 udah mulai ngerti, banyak orang belajar secara mandiri, tapi mereka tetap seneng lihat bukti pelatihan formal buat nambah keyakinan.

Kata HRD: Sertifikasi UI/UX Itu Penting, Tapi...

Beberapa HRD yang kami wawancarai bilang:

"Sertifikasi itu jadi indikator awal kalau kandidat serius belajar. Tapi kita tetap liat portfolio dan cara mereka present ide."

Jadi, buat HRD, sertifikat itu kayak filter awal, tapi bukan penentu akhir.

Opini Hiring Manager: Yang Lebih Dicari dari Sekadar Sertifikat

Hiring manager yang udah ngelola tim desain umumnya nyari hal-hal ini:

  • Cara berpikir desain kamu
  • Gimana kamu nerima feedback
  • Pengalaman kolaborasi bareng developer
  • Problem-solving mindset, bukan sekadar desain cantik

Jadi, meskipun kamu punya sertifikat dari institusi keren, tetap harus bisa nunjukkin cara kerja nyata dan kontribusi kamu di project.

Perbandingan: Kandidat Bersertifikat vs. Portofolio Kuat

Kapan Waktu yang Tepat Buat Ambil Sertifikasi UI/UX?

  • Lagi fresh graduate dan belum punya banyak pengalaman
  • Career switcher dari bidang lain ke UI/UX
  • Lagi pengen upgrade skill dan ngejar posisi lebih tinggi
  • Buat ningkatin value di mata recruiter

Kalau kamu udah kerja dan punya portofolio solid, mungkin sertifikasi bisa jadi pelengkap, bukan prioritas utama.

Sertifikasi Lokal vs Internasional: Mana yang Lebih Dilirik?

Keduanya punya tempat masing-masing. Sertifikasi internasional kayak dari Google atau NN/g punya kredibilitas global. Tapi sertifikasi lokal kayak dari Skilvul, RevoU, dan Binar juga makin dilirik karena mereka lebih adaptif ke konteks industri Indonesia.

Yang penting adalah isi dan hasil belajarnya, bukan cuma label-nya doang.

Berapa Biaya Sertifikasi dan Apakah Worth It?

  • Gratis: Ada kursus dari Coursera yang bisa kamu audit tanpa bayar
  • Rp500.000 – Rp2.000.000: Sertifikasi lokal
  • Rp7.000.000: Sertifikasi internasional & bootcamp

Worth it gak? Kalau kamu serius mau masuk industri UI/UX dan belum punya pengalaman kerja, jawabannya: iya, worth it banget.

Tips Memilih Sertifikasi UI/UX yang Relevan di 2025

  1. Lihat review alumni
  2. Cek apakah ada project nyata
  3. Pastikan pengajarnya praktisi aktif
  4. Pilih yang punya komunitas aktif
  5. Pertimbangkan apakah sertifikatnya bisa ditampilkan di LinkedIn

Skenario Terbaik: Punya Sertifikat + Portofolio Keren

Kalau kamu punya dua-duanya, peluangmu makin besar. Sertifikat bantu nunjukkin teori dan kemauan belajar kamu. Portofolio nunjukkin hasil nyata dari skill kamu.

Rekomendasi Platform Sertifikasi UI/UX yang Diakui

  1. Google UX Design (via Coursera)
  2. Interaction Design Foundation
  3. Nielsen Norman Group
  4. Skilvul UX Design Bootcamp
  5. RevoU UI/UX Career Accelerator
  6. Binar Academy

Semua platform ini udah punya reputasi bagus dan alumni yang tersebar di perusahaan besar.

Kata Alumni: Pengalaman Mereka Setelah Ambil Sertifikasi

"Gue ambil Google UX cert pas lagi cari kerja. Setelah itu, HRD lebih sering ngehubungin via LinkedIn."

— Santi, UI Designer di Tokopedia

"Awalnya ragu ambil bootcamp, tapi sekarang malah jadi UX lead karena belajar dari sana."

— Rizky, UX Lead di startup healthtech

Kesimpulan: Sertifikasi UI/UX Itu Perlu, Tapi Nggak Mutlak

Kalau kamu masih baru di dunia UI/UX, sertifikasi itu bisa banget bantu buka jalan. Tapi buat yang udah punya portofolio kuat, sertifikat itu jadi pelengkap aja. Yang paling penting tetap skill, cara berpikir desain, dan kemampuan komunikasi kamu.


See More Posts

background

Apakah Sertifikasi UI/UX Penting? Ini Kata HRD dan Hiring Manager

background

Remote Designer: Gaya Hidup Digital Nomad ala UI/UX Indonesia

background

Kesalahan Umum Portofolio Desainer UI/UX yang Sering Ditolak HRD

Show more