Azura Team • 2025-07-18
Sertifikasi UI/UX itu kayak bukti sah kalau kamu udah paham dasar-dasar atau bahkan advance skill di bidang desain pengalaman pengguna (User Experience) dan tampilan antarmuka pengguna (User Interface). Sertifikasi ini biasanya dikeluarkan oleh institusi pendidikan, platform kursus online, atau lembaga pelatihan profesional.
Biasanya, kamu akan dapat sertifikat setelah menyelesaikan pelatihan dan melewati tes atau project tertentu. Di tahun 2025, sertifikasi UI/UX makin dilirik karena jadi salah satu cara nunjukkin skill ke perusahaan, terutama buat kamu yang baru mulai atau lagi switch karier.
Tahun ini, pilihan sertifikasi makin banyak. Ada yang gratis, ada yang berbayar, dan ada juga yang kerja sama langsung dengan perusahaan-perusahaan teknologi. Beberapa yang paling populer:
Setiap sertifikasi punya fokus masing-masing, dari teori psikologi pengguna sampai ke design system praktikal.
Jawabannya: nggak wajib, tapi bisa jadi nilai tambah. Di industri kreatif kayak UI/UX, yang paling utama masih tetap skill real dan portofolio. Tapi, kalau kamu belum punya pengalaman kerja, sertifikasi bisa bantu isi kekosongan itu.
HRD dan hiring manager di 2025 udah mulai ngerti, banyak orang belajar secara mandiri, tapi mereka tetap seneng lihat bukti pelatihan formal buat nambah keyakinan.
Beberapa HRD yang kami wawancarai bilang:
"Sertifikasi itu jadi indikator awal kalau kandidat serius belajar. Tapi kita tetap liat portfolio dan cara mereka present ide."
Jadi, buat HRD, sertifikat itu kayak filter awal, tapi bukan penentu akhir.
Hiring manager yang udah ngelola tim desain umumnya nyari hal-hal ini:
Jadi, meskipun kamu punya sertifikat dari institusi keren, tetap harus bisa nunjukkin cara kerja nyata dan kontribusi kamu di project.
Kalau kamu udah kerja dan punya portofolio solid, mungkin sertifikasi bisa jadi pelengkap, bukan prioritas utama.
Keduanya punya tempat masing-masing. Sertifikasi internasional kayak dari Google atau NN/g punya kredibilitas global. Tapi sertifikasi lokal kayak dari Skilvul, RevoU, dan Binar juga makin dilirik karena mereka lebih adaptif ke konteks industri Indonesia.
Yang penting adalah isi dan hasil belajarnya, bukan cuma label-nya doang.
Worth it gak? Kalau kamu serius mau masuk industri UI/UX dan belum punya pengalaman kerja, jawabannya: iya, worth it banget.
Kalau kamu punya dua-duanya, peluangmu makin besar. Sertifikat bantu nunjukkin teori dan kemauan belajar kamu. Portofolio nunjukkin hasil nyata dari skill kamu.
Semua platform ini udah punya reputasi bagus dan alumni yang tersebar di perusahaan besar.
"Gue ambil Google UX cert pas lagi cari kerja. Setelah itu, HRD lebih sering ngehubungin via LinkedIn."
— Santi, UI Designer di Tokopedia
"Awalnya ragu ambil bootcamp, tapi sekarang malah jadi UX lead karena belajar dari sana."
— Rizky, UX Lead di startup healthtech
Kalau kamu masih baru di dunia UI/UX, sertifikasi itu bisa banget bantu buka jalan. Tapi buat yang udah punya portofolio kuat, sertifikat itu jadi pelengkap aja. Yang paling penting tetap skill, cara berpikir desain, dan kemampuan komunikasi kamu.
PT. INSAN MEMBANGUN BANGSA
Jl. Lumbungsari V no 3 Kel. Kalicari, Kec. Pedurungan, Kota Semarang, Kode Pos 50198