Bukan Sekadar Estetika: Apa yang Membuat Desain 'Bagus' Secara Fungsional?

Azura Team2025-07-03

Azura Labs, Semarang – Pernah nggak sih kamu lihat desain aplikasi atau website yang kelihatan keren banget, tapi dipakai malah bikin emosi? Nah, itu contoh desain yang cuma menang di estetika, tapi nol di fungsionalitas. Di tahun 2025, dengan teknologi makin canggih dan kebutuhan user yang makin kompleks, desainer nggak bisa cuma mikirin “tampil cakep”. Desain harus bisa ngerti dan melayani kebutuhan pengguna.

Desain Fungsional: Bukan Lagi Pilihan, Tapi Kebutuhan

Desain fungsional itu bukan sekadar bikin tombol lebih gede atau kasih warna mencolok. Ini soal gimana sebuah produk bisa membantu user menyelesaikan tugas mereka dengan cepat, nyaman, dan minim drama. Desain yang bagus secara fungsional selalu:

Mempermudah navigasi – User nggak perlu mikir keras buat nemuin apa yang mereka cari.

Responsif di semua device – Tahun 2025, pengguna udah terbiasa pakai smartwatch, foldable phone, sampai VR. Desain yang nggak adaptif bakal ditinggalin.

Mengurangi cognitive load – Jangan bikin user mikir lebih dari yang mereka butuhkan.

Aksesibel untuk semua orang – Termasuk mereka yang punya keterbatasan penglihatan, pendengaran, atau motorik.

Estetika vs Fungsionalitas: Harus Seimbang!

Desain yang terlalu fokus ke estetika biasanya jatuhnya cuma jadi eye candy. Cakep dilihat, tapi nyusahin saat dipakai. Sebaliknya, desain yang cuma mikirin fungsi, tanpa estetika, bisa bikin orang ilfeel duluan. Rahasianya? Seimbangin dua-duanya.

Misalnya, microinteraction yang simple tapi meaningful bisa bikin pengalaman pakai aplikasi terasa lebih manusiawi tanpa bikin loading tambah lama. Atau penggunaan empty state yang nggak cuma kosong, tapi kasih panduan jelas supaya user ngerti harus ngapain selanjutnya.

Insight 2025: AI & Data-Driven Design

Tahun ini, AI bukan cuma dipakai buat bikin konten atau ngedit foto, tapi juga untuk analisis perilaku pengguna secara real-time. Ini membantu desainer bikin desain yang personal dan relevan. Contoh: aplikasi belanja yang otomatis menyederhanakan checkout berdasarkan kebiasaan user, atau platform e-learning yang menyesuaikan navigasi sesuai level skill pengguna.

Checklist Desain Fungsional 2025

Sebelum kamu bilang desainmu udah “bagus”, coba cek dulu checklist ini:

🔲 Clear Hierarchy – Elemen penting langsung kelihatan, nggak ketumpuk dekorasi.

🔲 Consistent UI Patterns – Jangan bikin user adaptasi ulang di setiap halaman.

🔲 Fast & Lightweight – Desain berat = user kabur.

🔲 Feedback Cepat – Setiap aksi user dapet respon yang jelas.

🔲 Context Awareness – Desain bisa adaptasi sesuai device, waktu, lokasi, dan kebutuhan user.

Desain bagus di tahun 2025 bukan lagi soal siapa yang paling estetik, tapi siapa yang paling ngerti kebutuhan pengguna dan bisa kasih solusi praktis. Jadi, stop cuma mikirin tampil keren! Saatnya bikin desain yang benar-benar fungsional, karena di situlah letak nilai sebenarnya.


Cover source: www.awwwards.com/sites/elle-riley


See More Posts

background

Desainer VS Developer: Bagaimana Cara Komunikasi yang Efektif di Proyek UI/UX?

background

Bukan Sekadar Estetika: Apa yang Membuat Desain 'Bagus' Secara Fungsional?

background

UX Microcopy: Kata-Kata Kecil yang Meningkatkan Konversi Besar

Show more