Azura Team • 2025-08-15
Azura Labs, Semarang – Kalau kamu scroll dribbble, Behance, atau timeline X (Twitter) akhir-akhir ini, kemungkinan besar kamu akan nemuin desain UI yang bikin nostalgia: neon pink, biru elektrik, font tebal ala arcade, dan background grid ungu-ungu misterius. Yap, ini bukan kebetulan—retro-futurism lagi jadi tren panas di 2025.
Buat yang belum familiar, retro-futurism adalah gaya visual yang memadukan estetika masa depan versi imajinasi tahun 80-an dengan sentuhan teknologi modern. Ibaratnya, ini adalah "masa depan yang dibayangkan di masa lalu".
Nah, pertanyaannya: kenapa gaya ini balik lagi populer?
Generasi yang lahir di akhir 80-an dan 90-an sekarang udah jadi decision maker di industri kreatif. Mereka tumbuh dengan arcade, film sci-fi klasik, dan iklan TV berwarna ngejreng. Visual ini otomatis memicu emotional connection, bikin user merasa familiar dan nyaman.
Di UI, nostalgia ini sering di-mix dengan layout modern—misalnya dashboard fintech tapi warnanya kayak poster Tron. Unik dan memorable.
Tren visual biasanya muter tiap 20-40 tahun. Kalau tahun 2000-an didominasi minimalism, dan 2010-an sampai awal 2020-an penuh sama flat design, sekarang giliran warna neon dan efek chrome yang naik lagi.
Faktor pendukungnya?
Jujur aja, desain minimalis udah lama jadi default di UI. Clean, putih, tipis. Tapi lama-lama bosen, kan? Retro-futurism kasih sensasi “wow” karena berani penuh warna, penuh efek, dan kaya tekstur visual.
UI yang pakai gaya ini langsung stand out di tengah feed yang seragam. Brand pun bisa dapet attention lebih cepat.
Kalau di tahun 80-an efek neon butuh effort luar biasa, sekarang cukup buka Figma atau Photoshop, download plugin, beres. AI tools juga makin memudahkan proses bikin pattern grid 3D atau font retro tanpa harus jadi 3D artist expert.
Hasilnya, makin banyak kreator yang bisa eksperimen dengan retro-futurism tanpa skill teknis setinggi langit.
Retro-futurism jarang dipakai buat UI aplikasi serius kayak banking (walau ada yang berani coba). Tapi buat landing page event, dashboard komunitas, atau promo digital, efeknya luar biasa. Visualnya bikin first impression kuat dan gampang diingat.
Apalagi kalau targetnya Gen Z atau millennial kreatif—mereka cenderung menghargai desain yang punya cerita dan karakter.
Retro-futurism bukan cuma tren estetik musiman. Di 2025, ini jadi media nostalgia sekaligus ekspresi kreatif yang melawan monoton minimalism. Dengan perpaduan teknologi modern dan sentuhan masa lalu, UI bisa jadi bukan cuma fungsional, tapi juga penuh cerita.
Kalau kamu mau bikin brand atau produk yang beda dari yang lain, mungkin saatnya kasih sentuhan neon dan chrome biar lebih pop.
PT. INSAN MEMBANGUN BANGSA
Jl. Lumbungsari V no 3 Kel. Kalicari, Kec. Pedurungan, Kota Semarang, Kode Pos 50198