Desainer UI/UX Harus Bisa Koding? Ini Sisi Kontroversialnya

Azura Team2025-09-10

Azura Labs, Semarang – Topik tentang “desainer UI/UX harus bisa koding atau nggak” udah kayak perdebatan klasik yang nggak ada habisnya. Tapi, di tahun 2025, diskusinya makin panas karena industri digital makin cepat berubah, tools makin canggih, dan peran desainer makin luas. Jadi, sebenarnya perlu nggak sih desainer UI/UX bisa koding? Yuk, kita bahas sisi kontroversialnya!

Kenapa Banyak yang Bilang Desainer Harus Bisa Koding?

  1. Komunikasi dengan Developer Lebih Lancar

    Kalau paham HTML, CSS, atau bahkan JavaScript dasar, desainer bisa ngobrol sama developer tanpa ada miskom. Nggak ada lagi drama “desainnya nggak bisa di-build” karena dari awal udah ngerti batasan teknisnya.

  2. Lebih Realistis dalam Desain

    Paham koding bikin desainer lebih grounded. Mereka bisa bikin desain yang feasible tanpa harus “ditolak” di tahap development.

  3. Value Tambahan di Karier

    Di era kompetitif 2025, perusahaan lebih suka desainer yang serba bisa. Skill koding bisa jadi nilai plus saat bersaing di pasar kerja, terutama startup yang resource-nya terbatas.

Tapi, Ada Juga yang Bilang Desainer Nggak Perlu Koding

  1. Desainer Harus Fokus ke User

    Tugas utama desainer itu ngerti kebutuhan user, bikin flow yang enak, dan pengalaman yang mulus. Kalau kebanyakan mikirin koding, bisa-bisa visi kreatifnya kebendung.

  2. Tools No-Code & AI Makin Gahar

    Sekarang udah ada AI design assistant yang bisa langsung generate layout jadi prototype interaktif tanpa perlu nulis kode. Bahkan beberapa platform bisa langsung export to React atau Flutter. Jadi, belajar koding bukan lagi keharusan.

  3. Kerja Tim Itu Penting

    Industri tech nggak minta semua orang jadi “superhero”. Desainer dan developer bisa saling melengkapi. Jadi, nggak harus semua orang jago di semua bidang.

Tren 2025: Apa Kata Industri?

  • Big Tech kayak Google dan Meta masih suka dengan desainer yang punya basic koding, terutama buat eksperimen prototipe cepat.
  • Startup makin fleksibel, mereka cari desainer yang bisa multitasking, tapi nggak selalu harus jago koding.
  • AI-Driven Design Tools kayak Figma AI, Uizard 2.0, dan Framer AI bikin batas antara desain dan development makin tipis.

Artinya? Bisa koding tetap jadi nilai plus, tapi bukan syarat mutlak.

Jadi, Gimana Baiknya?

Kalau kamu desainer:

  • Mau naik level karier? Belajar koding dasar bisa jadi senjata tambahan.
  • Mau fokus di sisi kreatif? Gas aja, tapi tetap pahami cara kerja developer biar komunikasi lancar.

Intinya, jangan merasa terpaksa. Di tahun 2025, industri udah lebih fleksibel. Yang penting kamu bisa kasih value ke user dan tim.


Kesimpulan

Desainer UI/UX nggak harus bisa koding, tapi ngerti dasar-dasarnya bakal bikin kamu lebih powerful di dunia kerja. Kontroversi ini sebenarnya soal mindset: apakah kamu mau jadi desainer yang hanya fokus ke estetika, atau desainer yang juga ngerti “mesin” di balik layar.


See More Posts

background

Desainer UI/UX Harus Bisa Koding? Ini Sisi Kontroversialnya

background

Desain Aksesibilitas: Bagaimana UI/UX Bisa Ramah untuk Difabel di Indonesia?

background

Desainer Grafis di Kampung? Potensi Ekonomi Kreatif dari Desa Digital

Show more