Azura Team • 2025-09-24
Azura Labs, Semarang – Ngomongin soal UI/UX di tahun 2025 tuh udah nggak bisa sebatas “tampilan kece” atau “user flow gampang dipahami” aja. Dunia digital sekarang makin gila kecepatannya: ada AI di mana-mana, AR/VR makin nempel di kehidupan sehari-hari, sampai kebutuhan inklusivitas yang makin kenceng disuarain. Nah, ada beberapa konsep UI/UX yang mungkin sekarang belum populer, tapi kedepannya bakal jadi kebutuhan serius.
Kalau dulu desain fokus ke visual dan sedikit audio, masa depan bakal butuh UI/UX yang bisa main di banyak indera. Contoh: haptic feedback lebih realistis buat VR shopping, atau suara responsif yang bisa adaptif sesuai mood user. Jadi bukan cuma “klik–scroll–geser” lagi, tapi pengalaman yang lebih imersif.
AI sekarang udah bisa baca tone suara, ekspresi wajah, bahkan cara ketik user. Bayangin kalau UI/UX bisa otomatis berubah sesuai mood kamu. Lagi bete? Tampilan bisa auto-switch ke dark mode dengan animasi chill. Lagi semangat? UI bisa kasih warna yang lebih vibrant. Ini bukan gimmick, tapi solusi buat pengalaman digital yang lebih personal.
Di tahun 2025, kesadaran inklusivitas makin gede. Desain nggak boleh cuma nyaman buat mayoritas, tapi juga buat orang dengan cara berpikir dan memproses informasi yang beda (misalnya ADHD, disleksia, atau spektrum autisme). Artinya, bakal muncul konsep UI/UX dengan opsi fokus mode, teks lebih ramah baca, sampai navigasi yang minim distraksi.
Kedengarannya aneh, tapi ke depan banyak interaksi mungkin nggak lagi pakai layar. Contohnya smart home yang dikontrol full lewat suara atau gesture. Tantangannya: gimana caranya bikin UX tetap jelas walaupun “nggak ada UI” dalam bentuk visual. Ini konsep yang masih jarang banget digarap serius, tapi jelas bakal kepake.
Sekarang AI bukan cuma jadi “asisten”, tapi udah bisa jalan sendiri. Misalnya AI yang bisa belanjain groceries otomatis atau atur jadwal meeting kamu. Tantangan desainnya adalah: gimana user bisa tetap merasa “in control” walaupun AI yang ambil banyak keputusan? UX ke depannya harus transparan, kasih trust signal, dan gampang diinterupsi kalau AI salah arah.
UI/UX di masa depan bukan sekadar soal “enak dilihat” atau “mudah dipakai” lagi, tapi soal relevansi, inklusivitas, dan keberlanjutan. Desainer perlu mikir lebih jauh: bukan cuma bikin untuk sekarang, tapi juga ngebayangin kebutuhan yang bahkan user sendiri belum sadar mereka perlukan. Kalau kamu lagi nyiapin karier atau project di dunia desain, mulai sekarang latih mindset buat “desain yang visioner”. Karena pada akhirnya, masa depan UI/UX bukan nunggu datang, tapi kita yang ngebentuk.
PT. INSAN MEMBANGUN BANGSA
Jl. Lumbungsari V no 3 Kel. Kalicari, Kec. Pedurungan, Kota Semarang, Kode Pos 50198