AI Bikin Gen Z Galau Berkarier di Dunia Teknologi

Azura Team2025-10-21

Azura Labs - Siapa sangka, generasi yang tumbuh bareng TikTok, ChatGPT, dan coding bootcamp justru mulai ragu untuk melangkah di dunia teknologi? Survei global terbaru dari Randstad menunjukkan bahwa banyak pekerja Gen Z di sektor teknologi mulai mempertanyakan arah karier mereka. Alasannya? Bukan karena mereka nggak mampu bersaing, tapi karena AI mulai terasa seperti kompetitor nyata di tempat kerja.

Beberapa tahun terakhir, otomatisasi dan AI generatif makin ngebut. Dari coding, copywriting, sampai analisis data, banyak pekerjaan yang dulunya dikerjakan oleh manusia kini bisa dilakukan dalam hitungan detik oleh mesin. Dan di tahun 2025 ini, tren itu mulai terasa dampaknya di level individu, terutama buat mereka yang baru mau mulai karier di tech.

Ketika AI Jadi Kompetitor di Kantor

Dulu, mimpi bekerja di perusahaan teknologi itu seperti golden ticket: keren, stabil, dan gajinya mantap. Tapi sekarang, realitanya berubah. Banyak perusahaan besar mulai mengurangi posisi entry-level karena proses dan pekerjaan dasar sudah diambil alih AI. Developer junior, data entry, bahkan QA tester, jadi profesi yang terancam tergeser oleh sistem otomatis.

Rasanya kayak baru lulus, tapi dunia kerja udah berubah total,” kata salah satu responden survei Randstad. Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan, laporan global juga menunjukkan banyak perusahaan lebih memilih kandidat dengan pengalaman mendalam di AI, bukan fresh graduate biasa.

AI : Ancaman atau Justru Pintu Peluang Baru?

Meskipun banyak yang takut, sebagian Gen Z justru melihat peluang baru di tengah kekacauan ini. Profesi seperti AI Trainer, Prompt Engineer, dan Data Ethics Specialist mulai muncul di berbagai perusahaan global. Tapi tentu aja, skill yang dibutuhkan juga beda jauh dari pekerjaan tech konvensional.

Jadi bukan cuma soal “bisa coding”, tapi juga paham bagaimana berpikir strategis bersama AI. Itulah kenapa banyak profesional muda sekarang mulai upgrade diri lewat kursus AI Literacy dan pelatihan etika digital.

Gen Z dan Paradigma Baru Soal Karier

Generasi ini punya cara pandang berbeda tentang pekerjaan. Mereka nggak sekadar cari “kerja bergengsi”, tapi juga pengen punya pekerjaan yang meaningful, fleksibel, dan selaras dengan nilai personal. Beberapa bahkan mulai pindah ke sektor lain seperti edukasi, sustainability, atau bisnis kreatif, bidang yang dirasa lebih “manusiawi” dan nggak mudah digantikan AI.

Skill yang Bisa Jadi Penyelamat di Tengah Gelombang Otomatisasi

Kalau kamu termasuk yang lagi mikirin arah karier, ada kabar baik: masa depan masih cerah, asal siap adaptasi.

Beberapa skill yang sekarang jadi penyelamat :

  • AI literacy & data understanding
  • Critical thinking & problem solving
  • Soft skills seperti komunikasi dan empati (yang nggak bisa direplikasi mesin)
  • Kolaborasi lintas disiplin

Intinya, bukan cuma siapa yang paling jago teknologi, tapi siapa yang paling cepat beradaptasi dengan perubahan.

AI mungkin bikin banyak Gen Z was-was, tapi justru di sinilah momen redefinisi karier teknologi dimulai. Dunia kerja berubah cepat, dan mereka yang bisa berkolaborasi dengan AI, bukan melawannya, akan jadi talenta paling dicari. Karier di dunia teknologi mungkin nggak semudah dulu, tapi juga nggak mustahil. Asal mau belajar, upgrade, dan fleksibel, masa depan digital masih terbuka lebar untuk generasi yang berani bereksperimen.

Baca Juga :


See More Posts

background

Tips Membuat CV untuk Posisi Assistant

background

Kunci Sukses Berkarir di Era Digital yang Cepat Berubah

background

How AI Overcomes Bias in Recruitment

Show more