Azura Team • 2025-10-24
Azura Labs - Bayangkan kamu baru saja memulai hari kerja, lalu membaca berita bahwa hampir setengah perusahaan di dunia berencana mengurangi tenaga kerja karena otomatisasi dan AI. Kedengarannya seperti naskah film distopia, tapi nyatanya, inilah hasil survei terbaru World Economic Forum (WEF) 2025.
Dalam laporannya, 41% perusahaan global mengaku memprediksi bahwa AI akan mengurangi kebutuhan tenaga kerja manusia dalam lima tahun ke depan. Dan yang paling menarik atau menegangkan adalah banyak di antara mereka sudah mulai merancang strategi untuk menggantikan pekerjaan rutin dengan sistem otomatis dan model AI.
Menurut laporan “Future of Jobs 2025”, sebagian besar perusahaan menyebut AI dan otomatisasi sebagai faktor utama perubahan struktur tenaga kerja.
Beberapa angka penting dari laporan itu :
Sementara itu, profesi yang naik daun justru datang dari sisi teknologi: engineer AI, data scientist, cybersecurity analyst, dan AI ethicist.
AI awalnya dianggap sebagai alat bantu produktivitas, tapi kini ia sudah menjadi decision maker dalam banyak bisnis. Dari sistem rekrutmen, rekomendasi produk, hingga chatbot layanan pelanggan semuanya mulai diambil alih algoritma.
Alasannya sederhana : efisiensi.
AI tidak butuh jam istirahat, tidak lembur, dan bisa bekerja 24 jam tanpa kehilangan fokus. Jadi, untuk banyak perusahaan, otomatisasi jadi solusi ideal di tengah biaya operasional yang terus naik.
Namun, di sisi lain, banyak pihak khawatir bahwa perusahaan terlalu cepat “berinvestasi” pada AI tanpa strategi transisi yang matang untuk karyawan manusia.
Kalau kamu bekerja di dunia teknologi, kabar ini punya dua sisi. Di satu sisi, permintaan untuk pekerjaan berbasis AI melonjak pesat. Di sisi lain, skill teknis “lama” seperti basic coding atau admin sistem bisa cepat tergantikan oleh automation tools.
Artinya?
Skill adaptif dan kemampuan bekerja bersama AI akan jadi pembeda utama. Bukan cuma bisa ngoding, tapi paham bagaimana AI berpikir, menganalisis, dan berkolaborasi dalam workflow bisnis.
Kabar baiknya, perusahaan mulai menyadari pentingnya reskilling program. Banyak yang menggandeng lembaga pelatihan teknologi untuk membantu karyawan beradaptasi dari belajar prompt engineering, data governance, hingga AI ethics.
Daripada takut “digantikan mesin”, lebih baik bersiap untuk bekerja bareng mesin. Beberapa hal yang bisa kamu mulai dari sekarang :
AI mungkin akan menggantikan banyak peran, tapi juga menciptakan jutaan peluang baru — terutama bagi mereka yang siap beradaptasi. Jadi, ketika 4 dari 10 pekerjaan terancam, mungkin satu di antaranya bisa jadi kesempatan baru untuk kamu yang ingin naik level di dunia kerja berbasis teknologi.
Baca Juga :
PT. INSAN MEMBANGUN BANGSA
Jl. Lumbungsari V no 3 Kel. Kalicari, Kec. Pedurungan, Kota Semarang, Kode Pos 50198