Azura Team • 2025-06-13
Azura Labs, Semarang – Di tahun 2025 ini, teknologi AI makin canggih. Tools seperti Figma AI, Uizard, hingga Midjourney udah bisa bantuin bikin desain interface cuma dari prompt teks. Nggak heran kalau muncul pertanyaan besar: Apakah desainer UI/UX bakal digantikan AI?
Jawabannya nggak sesimpel “ya” atau “nggak”. Tapi yuk, kita bahas bareng-bareng dari sudut pandang para ahli dan tren industri terbaru.
Menurut laporan UX Collective tahun 2025, lebih dari 68% desainer UI/UX sudah menggunakan AI sebagai bagian dari workflow mereka, mulai dari wireframing otomatis, analisis data user, sampai testing user interface. Tools kayak Galileo AI dan Figma's AI Plugin bisa bantu generate desain hanya dari instruksi teks.
Tapi, menurut Jonathan Ng, UX Research Lead di Google APAC, “AI bisa bantu kerjaan operasional, tapi nggak bisa sepenuhnya ngerti konteks emosional pengguna.” Artinya, AI itu kayak asisten super cepat, tapi tetap butuh human touch buat bikin pengalaman yang benar-benar nyentuh pengguna.
Desain UI/UX bukan cuma soal tampilan kece. Di balik setiap tombol dan layout, ada proses panjang: riset user, uji coba, revisi, dan yang paling penting—empati.
Sinta Ardina, Product Designer di Tokopedia, bilang, “AI bisa bantu ide awal, tapi insight dari ngobrol langsung sama pengguna itu nggak bisa digantikan.” Nah, di sinilah manusia tetap unggul. Kita bisa paham konteks budaya, emosi, dan pain points pengguna yang kadang nggak bisa ditangkap sama data mentah.
Alih-alih mikir AI sebagai saingan, banyak desainer sekarang justru melihatnya sebagai partner kolaborasi. Di tahun 2025, banyak startup dan agensi besar mulai nerapin AI-assisted design workflow, di mana AI bantu percepat proses, tapi keputusan akhir tetap di tangan manusia.
Bahkan beberapa perusahaan sekarang bikin posisi baru kayak AI Design Strategist—profesi yang fokus memadukan kecanggihan AI dengan intuisi kreatif manusia.
Meski AI makin pintar, bukan berarti desainer bisa santai. Justru, skill yang dibutuhkan juga berkembang. Berikut beberapa skill yang makin penting di era UI/UX 2025:
Jawaban singkatnya: nggak, tapi akan tergeser kalau nggak adaptif.
Desainer yang bisa menggabungkan kreatifitas manusia + kecepatan AI = masih sangat dibutuhkan. Tapi kalau cuma ngandelin skill teknis doang, siap-siap kesalip sama AI tools yang makin canggih.
AI di dunia UI/UX bukan akhir dari profesi desainer, tapi justru titik awal buat berkembang ke arah yang lebih strategis dan berdampak. Di tahun 2025 ini, desainer yang bisa embrace AI tanpa kehilangan sentuhan manusianya akan jadi game changer.
So, kalau kamu desainer, jangan takut sama AI. Jadikan dia partner, bukan musuh.
PT. INSAN MEMBANGUN BANGSA
Jl. Lumbungsari V no 3 Kel. Kalicari, Kec. Pedurungan, Kota Semarang, Kode Pos 50198