Azura Team • 2025-12-11
Azura Labs - Selama lebih dari satu dekade, prinsip mobile-first design menjadi standar emas dalam dunia desain digital. Pendekatan ini menekankan bahwa pengalaman pengguna harus dioptimalkan terlebih dahulu untuk perangkat mobile, mengingat mayoritas pengguna internet mengakses layanan melalui smartphone. Dari website, aplikasi e-commerce, platform edukasi hingga layanan publik semuanya dibangun dengan asumsi bahwa layar kecil adalah prioritas utama.
Namun, memasuki era kecerdasan buatan (AI) yang semakin matang di tahun 2024–2025, sebuah paradigma baru mulai muncul dan cepat mendapatkan momentum: AI-first design. Pendekatan ini bukan hanya soal bagaimana tampilan antarmuka didesain, tetapi bagaimana sebuah produk secara fundamental dibangun untuk memanfaatkan AI dari awal mulai dari interaksi pengguna, arsitektur sistem, hingga alur kerja.
Muncul pertanyaan besar : Apakah mobile-first masih relevan? Atau kini kita memasuki era baru di mana AI menjadi titik pusat pengalaman pengguna?
Artikel ini membahas perubahan besar tersebut, lengkap dengan tren, contoh penerapan, dan apa artinya bagi industri.
AI-first design adalah pendekatan di mana pengalaman pengguna, fitur, dan alur kerja dibangun dengan asumsi bahwa AI akan memegang peran utama dalam proses penggunaan produk. Bukan sebagai “tambahan” atau “bonus fitur”, tetapi sebagai komponen inti.
Jika mobile-first menekankan layar kecil, maka AI-first menekankan interaksi cerdas.
Contoh penerapan AI-first :
Dengan AI-first, ekspektasi pengguna bergeser dari sekadar tampilan responsif menjadi pengalaman yang adaptif.
Mobile-first tidak ditinggalkan sepenuhnya. Namun, pendekatan ini mulai memiliki keterbatasan dalam konteks desain modern yang semakin kompleks. Ada beberapa faktor besar yang memicu perubahan ini :
Berkat model LLM seperti ChatGPT, Claude, Gemini, dan Copilot, banyak aplikasi kini memungkinkan interaksi berbasis bahasa yang jauh lebih natural.
Contohnya :
pengguna cukup mengetik, “buatkan laporan sales bulan ini dalam format presentasi”
pengguna cukup memberi instruksi suara untuk mengedit video
developer bisa memodifikasi aplikasi hanya dengan perintah bahasa biasa
Mobile-first fokus pada layout. AI-first fokus pada intent pengguna.
Dalam aplikasi tradisional, pengguna membutuhkan :
Dalam AI-first, navigasi manual semakin berkurang karena :
Alih-alih menekan 8 langkah di aplikasi, pengguna cukup memberikan satu instruksi.
Mobile-first menyederhanakan pengalaman agar cocok untuk semua orang. AI-first menciptakan pengalaman yang berbeda untuk setiap orang.
Misalnya :
Mobile-first memberikan UI yang konsisten. AI-first memberikan UI yang fleksibel dan adaptif.
Munculnya perangkat baru seperti :
membuat desain berbasis UI visual saja kurang cukup.
Di sini, AI-first menjadi lebih cocok, karena interaksi terjadi melalui :
Bukan hanya melalui layar kecil.
Perubahan ini mempengaruhi seluruh proses desain dari riset hingga implementasi.
UX designer harus memikirkan :
Ini menciptakan lapisan desain baru bernama intent architecture, yang sebelumnya tidak ada di mobile-first.
Jika sebelumnya prototyping adalah :
Sekarang prototyping di era AI-first fokus pada :
UI bisa tetap minimalis, namun interaksinya lebih kompleks.
Pengujian UX kini mencakup :
Desainer harus bekerja lebih dekat dengan tim AI dan engineering.
Jawabannya : masih, tetapi tidak lagi menjadi pusat desain.
Dalam banyak kasus, mobile-first tetap krusial terutama untuk :
Namun, mobile-first kini hanya salah satu bagian dari strategi desain yang lebih besar.
Fokus baru yang lebih modern adalah :
Mobile-first adalah pondasi. AI-first adalah evolusinya.
Beberapa kategori yang mulai mengimplementasikan AI dari awal:
Hal ini membuktikan bahwa AI-first bukan tren jangka pendek, tetapi arah baru desain digital.
Mobile-first telah menjadi pondasi penting dalam dunia UX lebih dari satu dekade. Namun hadirnya AI generatif mengubah cara pengguna berinteraksi dengan teknologi. Dari UI statis menuju interaksi yang lebih natural, prediktif, dan otomatis.
AI-first design bukan hanya tentang menambahkan AI ke produk. Tetapi tentang membangun pengalaman yang berpusat pada kecerdasan, bukan layar. Di masa depan, desain terbaik bukan yang paling indah, tetapi yang paling memahami pengguna.
Baca Juga :
PT. INSAN MEMBANGUN BANGSA
Jl. Lumbungsari V no 3 Kel. Kalicari, Kec. Pedurungan, Kota Semarang, Kode Pos 50198