Azura Team • 2025-08-22
Motion design sekarang jadi bagian wajib dalam desain UI modern. Tahun 2025 ini, hampir semua aplikasi populer pakai animasi halus: dari micro-interaction kayak tombol yang “melompat” pas di klik, sampai transisi page yang smooth banget. Tujuannya jelas: bikin interaksi lebih natural, engaging, dan gampang dipahami.
Tapi masalahnya, nggak semua motion design itu selalu good vibes. Kadang justru bikin UX (User Experience) anjlok. Ada momen dimana animasi bukan lagi nilai tambah, tapi distraksi.
Bayangin kamu cuma mau buka menu setting, tapi butuh nunggu 2 detik gara-gara animasi slide terlalu dramatis. Di era serba cepat kayak sekarang, user nggak sabar buat nungguin efek "pamer skill desain".
Animasi di tiap elemen bikin UI terasa "ramai" dan malah mengganggu fokus. Misalnya, kalau tombol, ikon, dan background semua gerak, user jadi bingung harus lihat ke mana dulu.
Tahun 2025, isu motion sensitivity makin diperhatikan. Beberapa user bisa pusing atau mual kalau lihat animasi berlebihan (motion sickness). Makanya aplikasi besar sekarang mulai pakai fitur reduce motion di setting.
Kalau animasi cuma sekadar gaya-gayaan tanpa mendukung alur interaksi, hasilnya jadi gimmick. Misalnya: loading spinner yang “nari-nari” heboh tapi malah bikin loading terasa lebih lama.
Motion design tetap penting buat bikin UI terasa modern dan interaktif. Tapi kuncinya ada di balance: animasi harus punya purpose, bukan sekadar hiasan. Kalau bisa bikin interaksi lebih jelas, jalannya smooth, dan pengalaman user makin gampang—go for it. Tapi kalau bikin pusing, buang waktu, atau bikin orang uninstall app, berarti sudah saatnya rethink desainnya.
👉 Kesimpulan: Motion design itu pedang bermata dua. Dipakai dengan tepat, bisa bikin aplikasi stand out. Tapi kalau kebablasan, malah bikin user kabur. Jadi, sebelum animasi masuk ke UI kamu, tanyakan dulu: "Ini beneran bikin nyaman, atau cuma bikin heboh?"
Di era digital 2025 ini, user makin pintar dan kritis soal pengalaman pakai aplikasi. Mereka bukan cuma cari tampilan yang keren, tapi juga interaksi yang efisien dan nggak bikin ribet. Motion design memang powerful buat bikin UI terasa hidup, tapi jangan lupa: tujuan utama desain adalah membantu pengguna, bukan memamerkan efek visual.
Jadi, kalau kamu lagi ngedesain aplikasi, selalu uji dulu apakah animasi yang kamu pakai benar-benar membantu alur interaksi. Kalau jawabannya iya, berarti kamu on the right track. Tapi kalau ternyata cuma bikin “wow” sesaat dan bikin UX turun, mungkin saatnya stop dan keep it simple.
Pada akhirnya, desain terbaik bukan yang paling heboh, tapi yang paling bikin nyaman.
Cover source: https://dribbble.com/shots/26115663-Hero-section-for-a-motion-design-workspace
PT. INSAN MEMBANGUN BANGSA
Jl. Lumbungsari V no 3 Kel. Kalicari, Kec. Pedurungan, Kota Semarang, Kode Pos 50198