Haptic Internet, Masa Depan Sentuhan Virtual yang Bernilai US$18 Miliar di 2034

Azura Team2025-10-28

Azura Labs - Bayangkan kamu bisa merasakan permukaan benda di dunia digital tekstur kain, tekanan tangan saat berjabat, bahkan detak jantung seseorang dari ribuan kilometer jauhnya. Kedengarannya seperti film fiksi ilmiah, kan? Tapi menurut laporan terbaru yang dirilis pada Oktober 2025, ini bukan lagi mimpi. Pasar haptic internet infrastructure diprediksi akan mencapai US$18,69 miliar pada tahun 2034, dengan pertumbuhan tahunan luar biasa, yakni CAGR 35,9%. Fenomena ini jadi sinyal bahwa dunia digital sedang masuk ke babak baru: era sentuhan virtual.

Apa Itu Haptic Internet?

Secara sederhana, haptic internet adalah teknologi yang memungkinkan pengguna merasakan sensasi fisik dari jarak jauh menggunakan jaringan super cepat, sensor, dan aktuator. Kalau internet selama ini hanya bisa mengirimkan suara, gambar, dan video, haptic internet menambahkan satu elemen penting: sentuhan.

Teknologi ini mengandalkan latency ultra rendah (kurang dari 1 milidetik) yang hanya mungkin dengan jaringan 6G dan edge computing. Hasilnya, seseorang bisa berinteraksi secara fisik di ruang virtual dengan presisi yang hampir sama seperti dunia nyata.

Bayangkan seorang dokter di Zurich melakukan operasi terhadap pasien di Jakarta dengan peralatan robotik yang merespons setiap gerakannya dalam waktu nyata itulah potensi haptic internet.

Ledakan Pasar dan Faktor Pendorong

Menurut proyeksi terbaru, nilai pasar haptic internet akan menembus US$18,69 miliar dalam 10 tahun ke depan. Beberapa faktor utama dibalik pertumbuhannya antara lain :

  • Adopsi besar-besaran VR/AR enterprise untuk pelatihan dan kolaborasi jarak jauh.
  • Kemajuan 6G dan edge computing yang memungkinkan transmisi data super cepat.
  • Meningkatnya kebutuhan telepresence dan telemedicine pasca-pandemi global.
  • Dorongan dari sektor otomasi industri yang membutuhkan kendali robotik jarak jauh dengan akurasi tinggi.

Haptic Internet yang Bikin Takjub

Haptic internet bukan cuma untuk gamer yang ingin “merasakan” ledakan di game FPS. Teknologi ini punya dampak luas di banyak bidang :

  • VR/AR & Gaming : Pengguna bisa merasakan tekanan, getaran, atau tekstur benda virtual.
  • Telemedicine : Dokter bisa “meraba” jaringan tubuh pasien dari jarak jauh menggunakan sarung tangan haptic.
  • Otomasi Industri : Operator bisa mengontrol mesin berat dari tempat aman, dengan umpan balik real-time.
  • Pendidikan & Pelatihan : Simulasi berbasis sentuhan untuk bidang medis, teknik, atau bahkan fashion design.

Semakin realistis pengalaman digital, semakin banyak peluang bisnis yang lahir di sekitarnya mulai dari perangkat, software, sampai layanan integrasi.

Tantangan Menuju Dunia yang Bisa “Disentuh”

Meski menjanjikan, jalan menuju adopsi massal masih panjang. Beberapa tantangan yang masih harus dihadapi antara lain :

  • Infrastruktur 6G dan edge data center yang belum merata di seluruh dunia.
  • Harga perangkat haptic yang masih mahal dan belum ada standar global.
  • Isu keamanan dan privasi “data sentuhan”, yang bisa jadi sensitif jika disalahgunakan.

Namun seperti teknologi besar lainnya, inovasi biasanya dimulai dari kalangan kecil lalu berkembang seiring dengan turunnya biaya dan naiknya permintaan.

Karier Baru di Era Haptic

Tren ini bukan cuma menarik dari sisi teknologi, tapi juga membuka peluang karier baru. Beberapa profesi yang mulai muncul di 2025 antara lain :

  • Haptic Experience Designer – perancang pengalaman sentuhan digital.
  • Tactile Systems Engineer – pengembang perangkat dan sensor haptic.
  • Immersive Interaction Researcher – peneliti integrasi sentuhan dalam dunia XR (Extended Reality).

Selain itu, industri otomotif, game, dan medis juga mulai membuka lowongan untuk posisi baru yang menggabungkan UX, AI, dan tactile feedback system.

Haptic internet mungkin terdengar seperti konsep futuristik, tapi nyatanya ia sedang dibangun hari ini. Dengan potensi pasar yang mencapai miliaran dolar dan dampak luas di berbagai sektor, teknologi ini bisa menjadi fondasi bagi era baru interaksi digital yang lebih manusiawi. Dalam waktu tak lama, dunia digital tak hanya bisa kita lihat dan dengar tapi juga benar-benar kita rasakan.

Baca Juga :


See More Posts

background

Bukan Menteri Kominfo yang Mundur, Tapi Dirjen Aplikasi Informatika (Aptika) Imbas Isu Pusat Data Nasional

background

Intel Tertinggal, Pat Gelsinger Mundur di Tengah Krisis dan Persaingan dengan TSMC

background

Google Dikecam Karyawan Atas Kontrak AI 'Project Nimbus' dengan Militer Israel

Show more