Studi Kasus: Serangan IoT Terbesar dan Pelajaran yang Bisa Dipetik

Azura Team2025-04-14

Ledakan Serangan IoT: Ancaman Nyata di Era Hyperconnectivity

Azura Labs, Semarang – Di tahun 2025, perkembangan teknologi Internet of Things (IoT) semakin merata. Mulai dari rumah pintar, kendaraan terhubung, hingga sistem industri berbasis sensor, semuanya terkoneksi secara real-time. Tapi, di balik kenyamanan itu, serangan siber terhadap perangkat IoT juga semakin kompleks dan merugikan.

Salah satu studi kasus paling mencolok yang masih relevan dibicarakan hingga hari ini adalah Serangan Botnet Mozi 2.0—varian lanjutan dari botnet Mozi yang sempat menyerang secara masif di 2023 dan kembali dengan teknik yang jauh lebih canggih di penghujung 2024 hingga awal 2025.

Studi Kasus: Serangan Botnet Mozi 2.0 (2024-2025)

Apa yang Terjadi?

Botnet Mozi 2.0 mengeksploitasi ribuan perangkat IoT yang belum diperbarui sistem keamanannya. Target utamanya adalah kamera CCTV rumahan, router pintar, dan smart appliances yang masih menggunakan kredensial default atau firmware usang.

Skala Serangan:

Lebih dari 1,2 juta perangkat terinfeksi dalam kurun waktu tiga bulan. Botnet ini digunakan untuk meluncurkan serangan DDoS (Distributed Denial of Service) terhadap beberapa infrastruktur digital besar di Asia Tenggara dan Eropa Timur, dengan puncaknya menyerang pusat data penyedia layanan cloud di Vietnam, menyebabkan gangguan operasional pada ratusan perusahaan.

Kerugian:

  • Downtime layanan digital selama 36 jam
  • Kerugian finansial diperkirakan mencapai $75 juta USD
  • Reputasi penyedia layanan cloud anjlok
  • Pengguna kehilangan data akibat perangkat yang dikunci (ransomware hybrid)

Faktor Penyebab Keberhasilan Serangan

  1. Firmware Tidak Pernah Diperbarui

    Banyak perangkat IoT yang terpasang sejak 2020–2022 tidak menerima pembaruan keamanan karena pabrikan sudah menghentikan dukungan.

  2. Penggunaan Kredensial Default

    Masih banyak pengguna yang tidak mengganti username dan password bawaan seperti "admin" dan "123456".

  3. Kurangnya Standar Keamanan di Produsen IoT Murah

    Perangkat low-budget dari produsen kecil cenderung mengabaikan lapisan keamanan dasar.

  4. Minimnya Kesadaran Pengguna

    Pengguna umum masih menganggap IoT seperti perangkat pasif, padahal sesungguhnya mereka bagian dari jaringan digital global.

Pelajaran Penting dari Serangan Ini

1. Keamanan Tidak Bisa Lagi Jadi Opsi Tambahan

Keamanan harus menjadi fitur utama, bukan sekadar add-on. Produsen perangkat harus menerapkan prinsip Secure by Design sejak tahap perancangan produk.

2. Pembaruan Otomatis Wajib Diterapkan

Firmware harus bisa diperbarui secara otomatis atau memberikan notifikasi jelas kepada pengguna jika ada kerentanan.

3. Edukasi Pengguna adalah Kunci

Kampanye literasi digital mengenai pengelolaan perangkat pintar harus digencarkan oleh pemerintah maupun swasta.

4. Peran Pemerintah dan Regulasi

Regulasi baru seperti IoT Cybersecurity Certification yang mulai berlaku di Uni Eropa tahun 2025 bisa menjadi acuan bagi negara lain untuk menekan peredaran perangkat tidak aman.

Dari Ancaman Menjadi Momentum Perbaikan

Serangan Mozi 2.0 adalah pengingat keras bahwa dunia digital yang saling terkoneksi membutuhkan pondasi keamanan yang kokoh. Di tahun 2025 ini, sudah bukan waktunya lagi menganggap remeh perangkat kecil seperti smart plug atau kamera Wi-Fi. Setiap node dalam jaringan bisa jadi titik masuk bagi serangan besar.

Dengan kolaborasi antara produsen, regulator, dan pengguna, masa depan IoT bisa tetap aman dan berkelanjutan.


See More Posts

background

Langkah-Langkah Pengujian Keamanan IoT untuk Perusahaan dan Pengguna

background

Studi Kasus: Serangan IoT Terbesar dan Pelajaran yang Bisa Dipetik

background

Mengamankan Komunikasi IoT: Teknik dan Protokol yang Harus Diketahui

Show more