Konsep Data Mesh : Mendesentralisasikan Kepemilikan Data dalam Organisasi Besar

Azura Team2025-08-26

Azura Labs - Bayangkan sebuah kota metropolitan yang hanya memiliki satu pusat perbelanjaan raksasa. Semua orang dari segala penjuru kota harus datang ke sana untuk memenuhi segala kebutuhannya. Jalanannya macet, parkiran penuh, dan yang paling parah, manajemen toko yang kewalahan melayani permintaan yang begitu beragam. Kacau, bukan?

Sekarang, anggap pusat perbelanjaan itu adalah data lake sentral perusahaan Anda, dan warga kota adalah berbagai tim di organisasi Anda—tim marketing, finance, customer service, dan lain-lain. Semua data dikumpulkan di satu tempat dan dikelola oleh satu tim data terpusat yang super sibuk. Model lama ini seringkali menjadi bottleneck, lambat, dan tidak scalable.

Data Mesh hadir sebagai solusi revolusioner. Alih-alih satu mall raksasa, Data Mesh membangun banyak “pusat perbelanjaan lokal” yang tersebar di setiap sudut kota. Setiap lingkungan (domain bisnis) bertanggung jawab penuh atas “toko”-nya sendiri.

Apa Itu Data Mesh Secara Simpel?

Data Mesh adalah paradigma arsitektur dan operasional data yang mengorganisir data berdasarkan domain bisnis tertentu dan memperlakukan data sebagai sebuah produk. Intinya, ini adalah pergeseran dari sentralisasi ke desentralisasi.

Prinsip utamanya ada empat :

  1. Domain Ownership (Kepemilikan berdasarkan Domain) : Data dimiliki dan dikelola oleh tim domain yang paling paham konteks datanya. Misalnya, data keuangan dikelola oleh tim finance, data logistik oleh tim supply chain. Mereka yang menjadi ahli dan penjaga data mereka sendiri.
  2. Data as a Product (Data sebagai Produk) : Ini mindset yang crucial. Setiap domain harus memperlakukan datanya sebagai produk yang mereka “jual” ke konsumen (tim lain di perusahaan). Artinya, data harus mudah ditemukan, terpercaya, berkualitas tinggi, dan dilengkapi dengan dokumentasi yang jelas.
  3. Self-Serve Data Platform : Untuk mendukung desentralisasi, tim platform data pusat membangun sebuah “toolkit” atau platform self-service yang memudahkan setiap domain untuk mengelola, memproses, dan menyajikan data produk mereka. Platform ini menyediakan tools standar untuk storage, processing, dan access control, sehingga tim domain tidak perlu jadi expert data engineer untuk mengelolanya.
  4. Federated Computational Governance : Meski terdesentralisasi, harus ada aturan main bersama yang mengatur standar keamanan, privasi, dan kualitas data secara global. Governance di sini bersifat federated, artinya melibatkan perwakilan dari setiap domain untuk bersama-sama menetapkan kebijakan.

Relevansinya di Tahun 2025

Di 2025, perusahaan menghasilkan data dalam volume, variasi, dan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Model sentral sudah tidak lagi mampu menangani kompleksitas ini. Data Mesh menjawabnya dengan :

  • Skalabilitas : Menambahkan domain baru jadi lebih mudah karena tidak bergantung pada tim pusat.
  • Kecepatan & Agilitas : Tim domain bisa bekerja lebih cepat karena mereka yang paling mengerti kebutuhannya sendiri.
  • Kualitas Data yang Lebih Baik : Karena yang mengelola adalah si empu domain yang paham betul konteks datanya, kualitas dan akurasi data cenderung lebih tinggi.

Menerapkan Data Mesh bukan perkara mudah. Ini butuh perubahan budaya yang besar, dari budaya yang terpusat menjadi budaya kolaborasi dan produk-centric. Namun, bagi organisasi besar yang serius ingin memanfaatkan data sebagai aset strategis, Data Mesh bukan lagi pilihan, melainkan sebuah keharusan untuk tetap kompetitif di landscape digital yang terus berubah.

Baca Juga :


See More Posts

background

Konsep Data Mesh : Mendesentralisasikan Kepemilikan Data dalam Organisasi Besar

background

Memahami Arsitektur API Modern seperti gRPC, GraphQL, dan tRPC

background

Membangun Sistem yang Tangguh dengan Pattern Retry dan Circuit Breaker

Show more